Abraham Samad Sudah Lama Diincar?

Abraham Samad sudah mengetahui dirinya berada dalam incaran. Bahkan sejak 2014.

oleh Eky Hendrawan diperbarui 18 Feb 2015, 12:11 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2015, 12:11 WIB
Abraham Samad Beberkan Kinerja KPK Selama 2014
Ketua KPK Abraham Samad berharap KPK tetap menjadi lembaga yang dicintai publik, Gedung KPK, Jakarta, Senin (29/12/2014). (Liputan6.com/Miftahul Hayat)

Liputan6.com, Makassar Ketua Umum Komite Pemantau Legislatif (Kopel) Indonesia, Syamsuddin Alamsyah, mengungkapkan sebelum dijadikan tersangka, Abraham Samad sudah mengetahui dirinya berada dalam incaran.

"Satu tahun lalu, AS sudah tahu dirinya diincar, namun itu bukan tentang terbukti atau tidaknya perbuatan yang disangkakan kepadanya. Tetapi lebih kepada bagaimana keluar dari KPK," ungkap Syamsuddin di Makassar, Rabu (18/2/2015).

Dirinya mempertanyakan mengapa kasus tersebut baru dipermasalahkan tahun ini. Bukan ketika Abraham Samad mendaftar untuk menjadi calon Ketua KPK pada 2011 lalu. Sedangkan kasus dugaan pemalsuan dokumen itu terjadi pada tahun 2007 dan baru diproses setelah hampir 8 tahun kemudian.

"Kenapa itu tidak dipermasalahkan saat 2011? Ke mana Polsek, Polda, ataupun Polri? Kenapa hal tersebut pada saat itu tidak diketahui polisi? Kenapa baru sekarang?" tanya dia.

Saat ini, menurut dia, keputusan presiden sangat dibutuhkan mengingat sudah 2 pimpinan KPK yang ditetapkan sebagai tersangka. "Semestinya presiden mengambil tindakan namun sampai saat ini presiden antara ada dan tidak ada. Ada di istana namun tidak mengambil keputusan," ucap dia.

Selain itu ia menilai penetapan tersangka terhadap Samad maupun Bambang Widjojanto sebagai bentuk serangan terhadap KPK. Ia menduga saat KPK membidik kasus BLBI yang menyeret sejumlah petinggi partai PDI perjuangan, sebagai pemicu.

"Awal mulanya ketika KPK mengusut BLBI dan jika itu disorot maka habislah," kata Syamsuddin. (Tya/Yus)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya