Liputan6.com, Jakarta - Sebelum melaporkan ke KPK terkait dugaan adanya anggaran siluman yang mencapai Rp 12 triliun, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama lebih dulu menyambangi Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan. Kepada Ahok, Jokowi bertanya mengenai kekisruhan di antara dirinya dan DPRD.
"Sebenernya nggak curhat sih, beliau cuma tanya kalau angket itu bagaimana? Ya saya jelaskan, kalau saya salah, lapor ke MA, ya dipecat. Bapak yang keluarkan SK. Terus bisa nolak nggak (tanya Presiden). Bapak nggak bisa nolak. Paling tahun depan saya dipecatnya, Pak," ujar Ahok di Istana Kepresidenan, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Jumat (27/2/2015).
Ahok menambahkan, sebenarnya Presiden Jokowi mengaku telah mengetahui adanya praktik penyusupan anggaran siluman yang kini dipermasalahkan. Sebab sejak Jokowi menjadi gubernur, banyak jajarannya yang takut menggunakan anggaran sehingga menyebabkan serapan anggaran menjadi sangat rendah.
"Nah makanya, itu yang harus kita cari suatu formatnya. Kalau begitu kepala daerah bisa terus ditekan oleh oknum DPRD seumur hidup. Nah beliau juga sadar kenapa banyak serapan anggaran itu kecil. Karena banyak sekali SKPD tidak berani eksekusi karena tiba-tiba ada titipan dari oknum DPRD. Beliau tahu persis gitu loh, pernah jadi walikota, pernah gubernur kok," jelas Ahok.
Karena itu, Ahok mengatakan, sejak awal menjadi gubernur, Jokowi ingin menerapkan sistem e-bugdeting dalam setiap transaksi pengadaan barang dan jasa di lingkungan pemprov DKI. Dan setelah menjadi presiden, Jokowi juga akan menerapkan e-bugdeting secara nasional.
"Beliau ingin e-budgeting dijalankan. Karena dengan e-budgeting, Presiden bisa masuk dalam satu sistem. Misalnya tidak boleh ada suatu Permen atau Pergub atau SK apa gitu. Kalau sekarang beliau bisa merasakan, apa yang sudah dicoret beliau tiba-tiba muncul. Nah jadi itu yang beliau ingin lakukan dari dulu," beber mantan walikota Belitung Timur ini.
Lapor ke Penegak Hukum
Terkait oknum di balik munculnya dana siluman, Ahok pun tak memungkiri bila ada oknum Pemprov DKI yang terlibat. Sebagai solusi, Jokowi meminta Ahok agar segera melaporkan kepada penegak hukum.
"Pasti ada melibatkan orang dalam untuk ngetik. Maka ini harus diungkap supaya permainan ini selesai. Kalau nggak, ini jadi kanker lama. Kalau kanker dibuka, ya, pasti sakit semua ya. Solusinya dari beliau (Jokowi) ya harus laporkan ke yang berwajib," ucap mantan Bupati Belitung Timur itu.
Dengan melaporkan adanya dugaan penyimpangan tersebut, Ahok yakin semua penyimpangan yang ia duga akan terungkap seluruhnya.
"Makanya ini harus dibawa ke berwajib dan diproses pengadilan. Supaya ketahuan siapa SKPD yang main, aliran dana ke mana saja, anggota DPRD kan banyak yang kaya, jadi ketahuan dari mana dananya. Bagus dong ramai," tandas Ahok. (Ali/Yus)
Cerita Ahok ke Jokowi Sebelum Lapor KPK
Kepada Ahok, Jokowi bertanya mengenai kekisruhan yang terjadi antara dirinya dan DPRD.
Diperbarui 27 Feb 2015, 18:35 WIBDiterbitkan 27 Feb 2015, 18:35 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Cerita Inul Daratista Dampingi Titiek Puspa di Detik Akhir, Buya Yahya Bagikan Cara Mentalqin yang Benar
Heboh Ambulans Kena Tilang, Gara-Gara ETLE Kurang Canggih?
Perang Tarif Trump Vs China Memanas, Bagaimana Nasib Ekonomi Global?
Fakta Unik Paniki, Kuliner Khas Manado yang Menggugah Selera
Respons Presiden China Xi Jinping Hadapi Perang Tarif AS
Hasil Badminton Asia Championships 2025: Sempat Unggul, Fikri/Daniel Kalah dari Juara Bertahan
Gempa Hari Ini Jumat 11 April 2025 Empat Kali Guncang Indonesia, Ini Daftarnya
11 April 1926-12 April 1946: Mengenang Pejuang Asal Gianyar Kapten I Wayan Dipta
Erick Thohir Minta Drawing Liga 4 yang Tidak Profesional Diulang
Daftar Pemain yang Terpilih Ikut IBL All-Star 2025
Arti Mimpi Dimakan Buaya: Pertanda Baik atau Buruk?
Arus Mudik dan Balik Lebaran: Pelanggaran Lalu Lintas di Kota Malang Naik 107 Persen