Peristiwa Langka, Bayi Badak Putih Lahir di Bogor

Diakui Direktur Taman Safari Indonesia (TSI), Jansen Manansang, sejak Indonesia merdeka, baru ada 3 kelahiran anak badak.

oleh Bima Firmansyah diperbarui 03 Mar 2015, 18:14 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2015, 18:14 WIB
Kelahiran Langka Badak Putih di Indonesia
Diakui Direktur Taman Safari Indonesia (TSI), Jansen Manansang, sejak Indonesia merdeka, baru ada 3 kelahiran anak badak.

Liputan6.com, Bogor - Seekor bayi badak putih (Ceratotherium simum) berjenis kelamin jantan lahir normal pada Selasa, 10 Februari 2015 sekitar pukul 17.30 WIB di Taman Safari Indonesia (TSI), Cisarua, Bogor. Kelahiran badak putih merupakan kejadian yang cukup langka. Mengingat, angka kelahiran bayi badak di dunia sangat jarang. Di Indonesia saja baru 3 anak badak yang lahir sejak Kemerdekaan.

Diakui Direktur Taman Safari Indonesia (TSI), Jansen Manansang, sejak Indonesia merdeka  pada 17 Agustus 1945 silam baru ada 3 kelahiran anak badak, yaitu yang pertama diberi nama Merdeka lahir pada 15 Agustus 2003 di TSI. Kemudian Badak Sumatera bernama Andatu lahir tahun 2011 di Wai Kambas, Lampung.

"Dan yang ketiga ini lahir di taman safari Indonesia lagi di awal 2015. Jelas adanya kelahiran badak ini menjadi prestasi tersediri untuk kita," ungkap dia di Area Badak Putih, TSI, Bogor, Selasa (3/3/2015).

Karena, lanjutnya, memang ‎selama hidupnya badak tidak lebih dari 5 kali berkembangbiak. Hal tersebut disebabkan karena masa kehamilan badak ini memang lama yakni sekitar 16 sampai 18 bulan. Kemudian maksimal usia badak itu berumur hingga 35 tahun.

"Gajah juga sama, masa hamilnya 15 sampai 18 bulan, tapi umurnya lebih panjang dari pada badak. Gajah bisa berumur sampai 100 tahun," papar Jansen.

Kepala Kesehatan Hewan TSI, dokter hewan Yohana Tri Hastuti, mengatakan perlakuan terhadap badak-badak di TSI dilakukan dengan hati-hati. Setiap pergerakannya diawasi oleh penjaga. Seperti kelahiran anak badak putih awal tahun ini.

Awalnya badak putih betina bernama Rimba (13 tahun) terpantau melakukan perkawinan dengan Merdeka yang juga lahir di TSI pada September 2013 silam. Dengan masa birahi selama 1 minggu, perkawinan tersebut berlangsung satu hari penuh, rata-rata terjadi setiap 30 menit.

"2 bulan setelah masa kawin mulailah dilakukan pengamatan siklus 30 hari. Pemantauan dengan alat USG tersebut bukan hanya dilakukan oleh tim dari TSI seperti Dokter Hewan, staf Riset dan Konservasi, Kurator, serta para Keeper saja, namun juga melibatkan dokter hewan Agil dari Institut Pertanian Bogor (IPB)," ungkap dia.

Selain itu di area kandang juga ditempatkan beberapa CCTV yang dimaksudkan untuk memantau keadaan badak putih tersebut baik sebelum maupun sesudah kelahiran. Kegiatan pemantauan ini dilakukan selama beberapa waktu oleh tim dari TSI. Saat ini, bayi jantan tersebut masih ditempatkan di kandang karena harus menyusu pada induknya setiap 30 menit.

Untuk menambah nutrisi, para penjaga pun menambahkan pakan berupa kacang kacangan, wortel, dedaunan, pisang, serta biasanya diberikan rumput gajah sebanyak 100 kg per-harinya. Pemantauan pun terus dilakukan dengan melibatkan Iebih dari 5 keeper yang melakukan penjagaan siang dan malam secara bergiliran.

6 Ekor Badak Putih

‎Menurut keeper Badak Putih TSI, Poniran, bayi badak asal Afrika ini memiliki berat kurang lebih 75 kg. "Dengan kelahiran tersebut, saat ini TSI memiliki 6 ekor badak putih, 4 ekor jantan serta 2 betina," ungkapnya di Konservasi Badak, TSI, Bogor.

Poniran mengaku dengan ketekunan merawat badak, rupanya terbayar sudah dengan kelahiran satu bayi satwa berkulit tebal tersebut. Pria yang telah bekerja untuk Taman Safari Indonesia (TSI) sejak 1990 ini merasa senang menjadi saksi kelahiran bayi satwa yang sekarang keberadaannya makin terancam punah.

Jansen Manansang mengatakan ‎kelahiran satwa darat terbesar kedua setelah gajah ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi TSI.

Dirinya berharap kebanggan tersebut bukan hanya milik keeper maupun tim medis TSI saja tetapi juga bagi dunia. "Masyarakat juga diharapkan ikut menjaga serta melestarikan spesies ini, mengingat keberadaan mereka yang makin hari semakin terdesak akibat perburuan liar," harapnya.

Hingga saat ini bayi badak putih tersebut belum diberi nama. Kemudian rencananya akan diperkenalkan pada pengunjung pada Maret ini. "Untuk nama, belum kita beri, mungkin nanti menunggu waktu yang tepat lah," pungkas Jansen. (Tya/Yus)

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya