Siapa pun yang Menang, Suara Golkar Diprediksi Amblas

Mantan politisi Golkar Nusron Wahid ikut angkat bicara soal pecahnya partai berlambang pohon beringin tersebut menjadi 2 kubu.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 16 Mar 2015, 21:52 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2015, 21:52 WIB
Kepala BNP2TKI Nusron Wahid
Kepala BNP2TKI Nusron Wahid (Fotografer: Ilyas Istianur P/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Kisruh dualisme Partai Golkar belum usai meski Mahkamah Partai Golkar (MPG) serta Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly turun tangan. Mantan politisi Golkar Nusron Wahid ikut angkat bicara soal pecahnya partai berlambang pohon beringin tersebut menjadi 2 kubu.

Dari 2 kubu yaitu kubu Aburizal Bakrie atau Ical dan Agung Laksono, Nusron mengaku tidak menjagokan kubu mana pun. Menurut dia, kubu mana pun yang menang tidak akan berpengaruh.

"Siapa pun yang menang tidak penting, karena dua-duanya suaranya pasti akan amblas," kata Nusron saat berkunjung ke kantor Liputan6.com di Jakarta, Senin (16/3/2015).

Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor itu meyakini hanya ada 4 partai yang bakal terus tumbuh di Indonesia, yaitu PKB, PKS, PAN, dan PDIP. Sebab keempat partai itu memiliki basis ideologi yang kuat.

"Kalau yang lain itu sifatnya belanja. Belanja di sini mengacu pada tokoh, duit, dan media," ungkap Nusron.

Dia mencontohkan, jika sebuah partai memiliki tokoh dan uang, tapi partai tersebut tidak didukung media, diyakini partai tersebut tidak akan tumbuh.

"Ada tokoh dan duit, tidak punya media ya modar. Ada media tapi tidak punya duit dan tokoh ya modar," terang pria kelahiran Kudus 12 Oktober 1971 tersebut.

Untuk membuktikan sebuah partai memang kuat, menurut dia, bisa dilihat dari suara yang diperoleh Pemilu Legislatif (Pileg), Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) hingga Pemilu Presiden (Pilpres).

"Contoh Golkar, suara pas pileg, pilkada, dan pilpres itu linear tidak, kalau tidak, itu namanya partai itu belanja," ucap Nusron yang kini juga menjabat sebagai Kepala BNP2TKI. (Ndw/Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya