Jaringan Australia Ikut Danai ISIS di Indonesia?

Dugaan itu muncul, saat PPATK Indonesia bekerja sama dengan PPATK Australia. Polisi kini mendalami informasi itu.

oleh Moch Harun Syah diperbarui 24 Mar 2015, 17:04 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2015, 17:04 WIB
Ilustrasi ISIS Iraq (5)
Ilustrasi ISIS Iraq (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta- Gerakan Negara Islam Irak dan Suriah (Islamiq State of Suriah and Iraq/ISIS) di Indonesia semakin terlihat. Baru-baru ini ditemukan ada indikasi pihak asing turut mendanai anggota ISIS di Indonesia. Disebutkan pihak asing itu adalah Australia.

Polri yang telah mendapatkan informasi tentang hal itu mengatakan, tengah mendalami dugaan aliran dana tersebut. Terlebih dana itu diduga kuat digunakan untuk aksi teror. Untuk itu, Polri akan berkoordinasi dengan berbagai pihak seperti Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

"Perlu dibuktikan dulu terkait informasi yang ada, sehingga bisa dijadikan bahan untuk langkah-langkah lebih lanjut. Kita masih dalami internal dulu," kata Karo Penmas Mabes Polri Kombes Pol Agus Rianto, Mabes Polri, Jakarta, Selasa (24/3/2015).

Dia menambahkan, pihaknya juga akan berkomunikasi dan berkoordinasi dengan kepolisian Australia terkait informasi tersebut. Dengan begitu Polri bisa mengambil langkah selanjutnya, seperti pemblokiran rekening terduga jaringan ISIS di Indonesia.

"Berikut koordinasi dengan pihak dan instansi terkait yang ada," tambah Agus.

Indikasi aliran dana dari Australia untuk kelompok teroris itu diungkapkan oleh Wakil Ketua PPATK Agus Santoso. Dia mengatakan, dukungan dana itu diketahui setelah PPATK Indonesia bekerja sama dengan PPATK Australia.

Hasil kerja sama itu menunjukan, ada indikasi kuat dana tersebut digunakan untuk kepentingan terorisme. Temuan itu juga sudah disampaikan ke Polri dan Australia.

"Perkembangan terakhir untuk Indonesia atau lokal, sudah ada yang cukup besar, ada yang mencapai Rp 7 miliar. Jaringannya sudah merambah ke bisnis. Ada yang jual buku, herbal, bahkan yang bahaya itu ada yang usaha kimia," jelas Agus. (Don/Sun)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya