Liputan6.com, Palu - Sejumlah barang bukti yang dikumpulkan Tim Inafis Polda di pegunungan Salumpangi, Sakinah Jaya, Parigi Utara, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, diekspose kepada sejumlah wartawan di Kantor Polda Sulteng di Kota Palu, malam tadi sekitar pukul 22.50 Wita. Ekspose dipimpin langsung Wakil Kepala Polri (Wakapolri) Komisaris Jenderal Pol Badrodin Haiti.
Saat ekspose yang dipusatkan di ruang Rupatama Kantor Polda Sulteng, diperlihatkan seluruh barang bukti milik terduga teroris kelompok Santoso yang ditemukan Tim Inafis saat menggelar penyelidikan di lokasi kejadian baku tembak pada Jumat 3 April 2015.
Seluruh barang bukti itu berupa 2 pucuk senapan M-16, tiga buah magasin, ratusan amunisi aktif M-16, ratusan selongsong amunisi, 6 parang, 1 senter tangan, dan 2 senter kepala.
Sedangkan barang bukti lainnya, satu lembar bendera kelompok Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS, selembar peta Sulteng, 1 alat navigasi GPS, 2 alat komunikasi HT, 1 bom lontong rakitan aktif, 3 bom pipa rakitan aktif, puluhan baterai, dan pelbagai barang bukti lainnya.
"Semua barang bukti ini yang digunakan oleh kelompok sipil bersenjata tersebut. Dan pasca-baku tembak, barang bukti ini ditemukan," kata Badrodin saat mengekspose di hadapan sejumlah wartawan.
Untuk sementara, sejumlah barang bukti ini diamankan di Kantor Polda Sulteng, untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut. Sedangkan pengejaran terhadap kelompok tersebut, imbuh Badrodin, masih akan terus dilakukan.
"Pengejaran masih akan terus berlangsung dan tidak berhenti sebelum kelompok (teroris Poso pimpinan Santoso) tersebut tertangkap semua," tandas Wakapolri Badrodin Haiti.
Sebelumnya pada kemarin sore, tim gabungan yang terdiri dari Densus 88 Antiteror dan Brimob Polda menembak mati seorang warga terduga teroris kelompok Santoso berinisial I di pegunungan Kilo 16.
Sementara sehari sebelumnya, satu warga lainnya yang juga terduga teroris Poso tewas setelah baku tembak dengan tim gabungan di pegunungan Salumpangi, Sakinah Jaya, Parigi Utara. Polisi menduga lelaki tersebut termasuk jajaran pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang dicari-cari polisi, yakni Daeng Koro. (Ans)