Kongres PDIP Dinilai Momen Penting Sinergi Megawati-Jokowi

Dalam kongres mendatang, menurut pengamat Leo Agustino, akan terlihat Jokowi datang sebagai kepala pemerintahan atau sebagai kader PDIP.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 07 Apr 2015, 08:33 WIB
Diterbitkan 07 Apr 2015, 08:33 WIB
PDIP Ungkap Alasan Mega dan Jokowi Jarang Bertemu
Dalam kongres mendatang, menurut pengamat Leo Agustino, akan terlihat Jokowi datang sebagai kepala pemerintahan atau sebagai kader PDIP.

Liputan6.com, Jakarta - Kongres Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan digelar di Bali pada 9-12 April mendatang. Kongres tersebut diharapkan menjadi momen tepat mengembalikan sinergi antara Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang dinilai 'renggang' belakangan ini.

Terkait itu, pengamat politik dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Leo Agustino memandang kongres PDIP mendatang tidak hanya mengembalikan hubungan yang mesra antara Jokowi dan Megawati seperti pada masa sebelum Pilpres 2014 lalu.

"Namun kongres tersebut bisa dilihat sebagai bagian dari konsolidasi antara pengurus partai dengan anggota-anggota partainya, termasuk anggota partainya yang kini jadi Presiden, Menteri maupun kepala daerah," ujar Leo di Jakarta, Selasa (7/4/2015).

Menurut dia, kader partai yang kini jadi pejabat publik akan 'memudar' jika dikembalikan dalam konteks kepartaian. Sebab bukan tidak mungkin mereka bukanlah siapa-siapa dalam kongres tersebut.

Leo melihat pertemuan antara Jokowi dan Megawati serta kader lainnya dalam kongres nanti akan menjadi momen penting bagi PDIP untuk merajut kebersamaan dalam membesarkan partai. Dalam kongres akan terlihat apakah Jokowi datang sebagai kepala negara atau kepala pemerintahan atau sebagai kader PDIP.

"Jika Jokowi datang sebagai kader partai, maka arah kebijakan umum partai akan menjadi 'arahan' atau setidaknya mesti dilaksanakannya ketika ia kembali menjadi pejabat publik," ucap Leo.

Terlebih, imbuh Leo, Jokowi merupakan bagian dari keluarga besar PDIP yang diminta ketua umumnya untuk menjalankan amanat tertentu, yakni mensejahterahkan rakyat.

Dinantikan Banyak Pihak

Lantaran itulah, sambung Leo, akan sangat mungkin komunikasi antara Jokowi dan Megawati menjadi momen yang sangat dinantikan oleh banyak pihak. Tak hanya oleh internal partai, tetapi juga oleh semua partai politik yang ada di dalam pemerintahan ataupun di luar pemerintahan.

"Sebab komunikasi antara keduanya (Mega dan Jokowi) akan memberi warna terhadap lanskap politik Indonesia ke depan," tukas dia.

Leo menyebutkan, terdapat tiga kemungkinan yang bisa dicermati dari pertemuan Megawati dengan Jokowi dalam kongres nanti. Pertama, Jokowi akan akur dengan arahan ketua umumnya dan melaksanakan arahan-arahan Megawati.

Kedua, menerima dengan modifikasi yang perlu disesuaikan merujuk pada dinamika politik yang Jokowi rasakan sendiri. Ketiga, apakah menolak arahan partai dengan konsekuensi hubungannya dengan Megawati menjadi semakin kurang harmonis.

"Saya kira mayoritas kader PDI-P berharap Jokowi mau menerima arahan yang diamanatkan partai," kata Leo.

Hanya saja menurut Leo, semua itu sangat bergantung pada komunikasi politik Jokowi dan Megawati apakah perlu adanya komunikasi yang terbuka, saling memahami, dan mengedepankan kebaikan bersama. (Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya