Liputan6.com, Jakarta - Daeng Koro tewas ditembak polisi di Pegunungan Salumpangi, Sakinah Jaya, Parigi Utara, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Jumat 3 April 2015. Sebelum tewas, ia diketahui sempat melatih 2 anak muda yang merupakan rekrutan baru kelompok sipil bersenjata pimpinan Santoso di Poso.
Kapolda Sulteng Brigjen Pol Idham Aziz mengatakan, polisi telah menyaksikan video yang merekam Daeng Koro saat melatih 2 anak muda tersebut. Video itu ditemukan saat tim Inafis Polda Sulteng menggelar olah TKP di Pegunungan Salumpangi.
"Video itu ditemukan dari dalam hand phone Daeng Koro yang didapatkan di TKP. Kami menduga, video itu direkam langsung menggunakan hand phone Daeng Koro oleh anggota kelompok lainnya saat masih di tempat persembunyiannya di Poso," kata Idham di kantor Polda Sulteng, di Palu, Rabu (8/4/2015).
Wakil Kepala Densus 88 Antiteror Kombes Pol Martinus Hukop menambahkan, kelompok tersebut memang terus melakukan pengrekrutan sepanjang persembunyiannya di Poso. Hal itu diketahui berdasarkan data intelejen Polri yang menunjukkan semakin banyaknya jumlah anggota kelompok Santoso.
"Untuk jumlah mereka sampai saat ini, kurang lebih 25 orang. Dari 25 orang itu, hanya bebarapa saja yang sudah diketahui identitasnya dan masuk DPO. Sedangkan identitas anggota lainnya belum diketahui karena rekrutan baru," tandas Martinus.
Sebelumnya, kelompok Santoso terlibat baku tembak dengan tim gabungan Densus dan Brimob Polda Sulteng, di Pegunungan Salumpangi. Dalam aksi yang berlangsung kurang lebih 2 jam itu, Daeng Koro tewas setelah terkena tembakan tepat di bagian dadanya.
Selang sehari dari peristiwa itu, salah satu anggota kelompok bernama Imam alias Farid alias Imam Bima juga tewas tertembak setelah kedapatan di Pegunungan Kilo Meter 16, Kebun Kopi, Parigi Utara, Parigi Moutong.
Pascabaku temba itu, tim gabungan menemukan pelbagai barang bukti milik kelompok tersebut. Barang bukti itu berupa 2 pucuk senjata api laras panjang M-16, 3 magazin, ratusan amunisi aktif M-16, ratusan selonsong amunisi, 6 parang, 1 senter tangan, dan 2 senter kepala.
Sedangkan barang bukti lainnya yakni, 1 GPS, 2 HT, 1 bom lontong rakitan aktif, 3 bom pipa rakitan aktif, puluhan batere, dan pelbagai barang bukti lainnya, termasuk 1 peta Sulteng dan 1 bendera ISIS. (Mut)
Daeng Koro Sempat Latih Rekrutan Baru Sebelum Tewas
Daeng Koro tewas ditembak polisi di Pegunungan Salumpangi, Sakinah Jaya, Parigi Utara, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Jumat 3 April 2015.
diperbarui 09 Apr 2015, 09:14 WIBDiterbitkan 09 Apr 2015, 09:14 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 Ramadan UpdateDahulukan Makan atau Sholat Dulu? Ini Jawaban Gus Baha
5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Jembatan Putus, Puluhan Siswa di Sukabumi Nekat Menerjang Arus Sungai Menuju Sekolah
Virus HMPV Ditemukan di Tanah Air, Calon Pandemi Baru?
Pilih Patrick Kluivert Latih Timnas Indonesia, Erick Thohir Sebut Zinedine Zidane dan Real Madrid
Dinkes DKI Sebut Kasus ISPA oleh HMPV di Jakarta Sudah Ada Sejak 2022
Mengenal Pia Saronde, Kuliner Khas Gorontalo yang Kaya Rasa dan Budaya
Ini 3 Waktu Puasa di Bulan Rajab yang Wajib Dicoba Minimal Sekali Seumur Hidup
Kasus Investasi Bodong, Eks Dirut PT Taspen Antonius Kosasih Ditahan KPK
350 Caption untuk Suami Simple yang Menyentuh Hati
Dana BOS Hilang Misterius, Gaji Honorer SDN 56 Kota Gorontalo Tertunda
30 Saksi Sudah Diperiksa, Kasus Korupsi PIP Universitas Bandung Masih Pemberkasan
9 Anggota Polres Jakarta Barat Dipecat, Buntut Kasus Perzinahan hingga Narkoba
Aktivitas Transportasi Udara Saat Nataru 2024/2025 Meningkat, Bandara Kualanamu Layani 468.967 Penumpang