Pidato Bung Karno Awali Sejarah Konferensi Asia-Afrika 1955

Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung 60 tahun lalu telah menjadi alat kerjasama perdamaian dan persatuan dunia.

oleh Liputan6 diperbarui 20 Apr 2015, 07:11 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2015, 07:11 WIB
Pidato Bung Karno Awali Sejarah Konferensi Asia Afrika 1955
Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung 60 tahun lalu telah menjadi alat kerjasama perdamaian dan persatuan dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Let a new Asia and a new Afrika be born. Mari kita lahirkan Asia baru dan Afrika baru. Inilah judul pidato Bung Karno di hadapan peserta Konfrensi Asia-Afrika (KAA) pada 18 April 1955. Pidato yang berapi-api menyentak dan berani, menggugah semua peserta konfrensi yang terdiri dari pemimpin dan delegasi 29 negara Asia dan Afrika.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Senin (20/4/2015), KAA 1955 yang awalnya dipandang negara barat sebagai ide konyol dan sulit diwujudkan, menjelma menjadi kekuatan baru yang ditakuti Amerika dan Soviet, dua kekuatan yang mewakili Blok Barat dan Blok Timur.

Ide menyatukan negara-negara Asia dan Afrika digagas Indonesia dan didiskusikan dalam Konferensi Kolombo yang dihadiri Indonesia, India, Pakistan, Birma dan Srilanka.

Konfrensi Kolombo dilanjutkan dengan pertemuan lima negara tersebut di Bogor, Jawa Barat pada Desember 1954 dan merestui Indonesia sebagai tuan rumah KAA.

"Peran Indonesia besar banget, karena idenya itu dari Indonesia dan Indonesia yang paling ngotot di Konferensi Asia-Afrika walaupun ide itu dianggap ide gila yang mustahil bisa dilakukan, bahkan diejek begitu waktu Konferensi Kolombo. Tapi itu terus dilakukan dengan keyakinan teguh dari seorang Bung Karno," tutur sejarawan JJ. Rizal.

Pada 18 April 1955 ide mengumpulkan negara-negara Asia Afrika akhirnya benar-benar terjadi. Bandung, Jawa Barat diramaikan oleh rombongan pimpnan dan delegasi 29 negara Asia Afrika, serta warga yang menyambut gembira pelaksanaan KAA. KAA sendiri menjadi momentum hadirnya kekuatan baru selain Blok Barat dan Blok Timur.

"Di titik ini bahkan lebih radikal lagi, Konferensi Asia-Afrika itu telah melahirkan negara-negara merdeka, negara-negara baru bahkan sampai 79 negara. Satu hal di Asia Afrika yang tidak mungkin itu terbayangkan saja tidak, apalagi bisa terlaksana kalau tidak ada Konferensi Asia Afrika," tambah JJ. Rizal 

Pada 18 April 1955 Gedung Merdeka menjadi tempat berlangsungnya KAA. Gedung Merdeka yang masih kokoh berdiri juga akan menyambut pemimpin pemimpin baru negara Asia Afrika dalam peringatan 60 tahun Asia Afrika. Semangatnya masih sama, bekerja sama demi terciptanya kemajuan dan perdamaian dunia. (Dan/Ali)

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya