Liputan6.com, Jakarta - Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 memasuki hari kedua. Kali ini para menteri luar negeri berdiskusi mengenai persiapan agenda pembahasan kepala negara dalam KAA di Bandung 24 April 2015.
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menjelaskan, pembahasan materi KAA di Bandung menjadi agenda pertama diskusi para menlu, sebelum dilanjutkan dengan diskusi mengenai hasil Senior Official Meeting (SOM) pada Minggu 19 April 2015 kemarin.
"Saya dapat info laporan dari Ketua SOM Indonesia, pembahasan 3 outcome kemarin sudah dapat diselesaikan," kata Retno di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, Senin (20/4/2015).
Agenda kedua yang akan dibahas adalah mengenai New Asian-African Strategic Partnership. Retno mengatakan, hal itu penting mengingat akan menjadi poin-poin yang disepakati dalam pertemuan akhir di Bandung.
"Agenda berikut, konsiderasi Document of Summit, dokumen yang diselesaikan tingkat SOM kemarin kita adopsi untuk kita sampaikan pada pimpinan kita saat KTT 22-23 April nanti," lanjut dia.
Dalam acara KAA yang berlangsung di Jakarta dan Bandung 19-24 April 2015, Presiden Jokowi akan datang pada Selasa 21 April 2015.
Sebanyak 32 kepala negara dan 107 delegasi negara menyatakan hadir dalam KAA ke-60 di Jakarta dan Bandung. Untuk memperlancar acara KAA, pihak kepolisian telah melakukan rekayasa lalu lintas baik yang menuju JCC ataupun yang mengarah ke Bandara Internasional Soekarno Hatta dan Bandara Internasional Halim Perdanakusuma.
Sebelumnya, salah satu poin penting outcome KAA yang dibahas dalam SOM adalah soal dukungan kemerdekaan Palestina. Pembahasan dokumen tersebut dalam level SOM akhirnya mencapai kata sepakat.
Keterangan ini disampaikan Direktur Jenderal Asia Pasifik Afrika Kementerian Luar Negeri RI Yuri Thamrin. Yuri mengatakan perundingan dukungan kemerdekaan Palestina di KAA berjalan lancar.
Dengan adanya dokumen dukungan Palestina ini, Yuri mengharapkan langkah Palestina menjadi negara berdaulat penuh semakin mulus. Jika hal itu berjalan sesuai rencana, kemerdekaan keanggotaan Palestina di PBB pun akan dapat terwujud.
"Kita harap bahwa Palestina akan menjadi anggota PBB. Kita mendorong negara-negara Asia-Afrika yang melakukan pengakuannya, memberikan pengakuannya kepada Palestina," pungkas Yuri. (Mvi/Mut)