Eks Aktivis PRD Jopi Tewas Ditusuk di Kemang Juga Relawan Jokowi

Selain aktif di berbagai LSM, dia juga relawan Jokowi sejak mencalonkan Pilgub DKI.

oleh Audrey Santoso diperbarui 24 Mei 2015, 13:07 WIB
Diterbitkan 24 Mei 2015, 13:07 WIB
Ilustrasi Pembunuhan
Ilustrasi (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - Rumah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) dipenuhi pelayat dari berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Mereka ingin memberi penghormatan terakhir kepada Jopi Perangin-angin, aktivis lingkungan yang tewas akibat ditusuk pisau, Sabtu dini hari di Venue Lounge and Bar, Kemang, Jakarta Selatan.

Jopi dikenal sebagai aktivis yang konsisten menentang ketidakadilan sejak 1998. Dia pernah bergabung di beberapa LSM, antara lain Forum Mahasiswa Sulawesi Tengah (FSMT), Liga Mahasiswa Nasional Demokrasi (LMND), Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Yayasan Tanah Merdeka (YTM), Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Greenpeace, dan Sawit Watch. Hal tersebut diungkapkan Panel Barus, relawan Jokowi yang sudah 16 tahun mengenal Jopi.

"Jopi ini juga relawan Pak Jokowi. Dia aktif mengampanyekan Pak Jokowi dari Pemilihan Gubernur DKI (Jakarta), hingga Pemilihan Presiden 2014. Dia aktif di media sosial dan pasang badan untuk yang menghina Jokowi di media sosial," kata Panel Barus, salah satu rekannya kepada Liputan6.com saat Jopi disemayamkan di Rumah AMAN, Tebet Timur Raya, Sabtu 23 Mei 2015 malam.

"Dia juga menyalurkan alat-alat peraga pemilu ke desa-desa adat. Seluruh hidupnya dipersembahkan untuk kepentingan orang banyak," sambung dia.

Panel mengatakan, Jopi sebenarnya baru saja membeli rumah yang akan ia tinggali dengan calon istrinya tahun depan. Terakhir kali bertemu Jopi pada Jumat siang 22 Mei lalu. Saat itu almarhum berkunjung ke kantor Panel, meminta dikirimkan beberapa majalah LSM-nya, Sawit Watch.

"Sabtu dini hari ditusuk, Jumat (22 Mei) siangnya kita bertemu. Saya kan usaha percetakan, saya diminta mengirimkan majalah Sawit Watch ke kantornya (Jopi)," ujar caleg Partai Nasdem itu.

Pantauan Liputan6.com, seluruh perwakilan LSM tempat Jopi bekerja dari 1998 hingga saat ini, datang ke rumah dan mengutarakan kesan mereka selama mengenal sosok Jopi. Seorang perwakilan dari LMND misalnya, ia mengungkapkan almarhum adalah sosok yang ceria, suka bergurau namun kritis.

Wanita yang enggan menyebutkan namanya ini mengatakan, Jopi sebulan belakangan ini selalu mengajak teman-temannya berkumpul untuk bersilaturahmi. Ia pun menyesali permintaan almarhum yang belum bisa terpenuhi.

"Jopi tidak suka yang serius-serius. Melihat kita menangis, dia pasti tertawa di surga sana. Dia selalu membuat temannya terhibur. Dia dan Panel adalah duo iseng. Sebulan terakhir dia minta teman-temannya kumpul lagi. Kami, teman-temannya, belum bisa merealisasikan itu," kata perempuan itu di hadapan pelayat lain.

Gencar Perangi Korupsi dan Ketidakadilan di Perkebunan Sawit

Gencar Perangi Korupsi dan Ketidakadilan di Perkebunan Sawit

Jopi bergabung menjadi aktivis untuk Sawit Watch sejak 2013. Sawit Watch adalah lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang berkantor di Bogor, fokusnya memperhatikan isu-isu pelanggaran hukum di lahan-lahan perkebunan kelapa sawit.

Pada kesempatan yang sama, salah satu rekan sejawatnya yang enggan menyebutkan nama mengatakan, belakangan ini Jopi sibuk mengampanyekan perlawanan terhadap korupsi dan ketidakadilan di perkebunan-perkebunan kelapa sawit di Sulawesi Tengah (Sulteng).

"Akhir-akhir ini lagi gencar-gencarnya kampanye di perkebunan-perkebunan sawit Sulteng. Misalnya, menolak korupsi di sana atau ketidakadilan terhadap pekerja perkebunan," kata dia kepada Liputan6.com.

Namun dia enggan berspekulasi mengenai adanya unsur kesengajaan pelaku membunuh Jopi. Para sahabatnya sudah mempercayakan kasus ini kepada polisi, dan berharap segera mengungkap identitas pelaku.

"(Pembunuhan terencana atau tidak) saya tidak ingin berspekulasi. Takutnya nanti salah bicara. Jadi kasus ini biarlah ditangani dulu oleh polisi. Kita, teman-teman Jopi apresiasi kerja polisi yang proaktif. Saat ini juga CCTV sudah diperiksa, mudah-mudahan secepatnya terungkap," jelas pria berbatik putih biru ini.

Aktivis Jopi meninggal Sabtu 23 Mei pagi sekitar pukul 06.00 di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta Selatan, diduga karena luka tusuk di punggung kanannya yang tembus ke paru-paru.

Untuk kepentingan penyelidikan, polisi pun mengotopsi jasad Jopi di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur pada sore harinya. Usai diotopsi dan dimandikan, jenazah disemayamkan di Rumah AMAN lalu diterbangkan ke kampung halamannya di Kisaran, Sumatera Utara untuk dikebumikan hari ini. (Rmn/Yus)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya