Liputan6.com, Yogyakarta - Penambangan liar di lereng Gunung Merapi mempengaruhi ketersediaan air tanah di wilayah sekitarnya. Bahkan imbas dari penambangan liar itu membuat beberapa mata air di kawasan Merapi mati atau terhenti.
Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Yogyakarta Halik Sandera mengatakan, saat ini memasuki musim kemarau dikawatirkan kebutuhan air tanah sangat tinggi. Sementara di sebagian wilayah Yogyakarta saat ini marak pembangunan hotel dan apartemen yang akan mempengaruhi ketersediaan selama musim kemarau.
"Merapi itu sebagai daerah tampungan air untuk wilayah di bawahnya. Namun kini beberapa sumber air di lereng Merapi mati (atau terhenti sebagai) imbas dari penambangan," ucap Halik di Yogyakarta, Sabtu (30/5/2015).
Halik menjelaskan, banyaknya hotel di Yogyakarta tentu mengandalkan air dalam untuk memenuhi kebutuhannya. Sementara debit air tanah setiap tahunnya mengalami penurunan. Pada Tahun 2014 kondisi air tanah menurun hingga 20 centimeter dengan populasi mencapai 3,6 juta jiwa.
Untuk itu perlunya ada campur tangan dari pemerintah mengatur pertambangan di daerah lereng Merapi dan pembatasan pembangunan-pembangunan di Kota Yogyakarta. Sebab jika tidak segera diatur, maka masyarakat dan hotel akan berebut menggunakan air tanah yang semakin menipis.
"Perlu ada pemetaan daerah tambang dan pembatasan pembangunan. Jangan sampai air sebagai kebutuhan dasar semakin sulit diperoleh masyarakat," ucap dia.
Hal senada dikemukakan Kepala Pusat Studi Manajemen Bencana Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran, Eko Teguh Paripurno. Ia menyebut hotel-hotel dan apartemen di Yogyakarta banyak menggunakan sumber air dalam untuk memenuhi kebutuhannya.
Jika tidak diatur penggunaan air tanah ini, sambung Eko, maka masyarakat sekitar hotel kemungkinan tidak kebagian air tersebut.
"Gambarannya, kebutuhan air warga per orang 120 liter/hari, di hotel per harinya mencapai antara 250-350 liter/orang. Jika per 100 meter hotel itu ada dua kamar, per kamar di huni dua orang, kalikan saja berapa luas hotel dan tingkatnya, lalu dikalikan berapa jumlah hotel? Maka kita akan melihat kebutuhan itu menjadi tidak seimbang," tegas dia.
Melihat situasi tersebut, menurut Eko, perlu diperhatikan suplai perusahaan daerah air minum atau PDAM ke masyarakat. (Ans)
Walhi: Penambangan Matikan Sumber Air di Lereng Merapi
Imbas dari penambangan liar itu membuat beberapa mata air di kawasan lereng Merapi mati atau terhenti.
diperbarui 31 Mei 2015, 08:14 WIBDiterbitkan 31 Mei 2015, 08:14 WIB
Aktivitas penambangan pasir Merapi di Kawasan Sungai Gendol, ,Sleman, DI Yogyakarta. Penambangan pasir dan batu pascaerupsi Merapi marak dan menjadi mata pencaharian warga lereng Merapi.(Antara)
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Mengenal Ciri-ciri Kearifan Lokal: Warisan Budaya yang Patut Dilestarikan
Jetour X70 Plus Tawarkan Kenyamanan Kabin yang Luas di Kelasnya
Atasi Sembelit dengan Mudah, 4 Olahraga Ini Bisa Bantu Lancarkan Pencernaan
Lenovo Legion 5i 15IRX9 Meluncur: Cek Harga dan Spesifikasinya
OJK Cabut Izin Usaha BPR Arfak Indonesia di Manokwari Papua Barat
Bentrokan Warga dengan Pekerja Proyek di Tanah Abang Jakpus, 1 Orang Tewas
Apa Penyebab Pembuluh Darah di Otak Bisa Pecah?
Peluang Kecil, Manchester United Tetap Ngotot Dekati Victor Osimhen
Kata Tanya untuk Menanyakan Benda Adalah? Simak Panduan Lengkap Penggunaan Kata Tanya dalam Bahasa Indonesia
Aksi Kejar-kejaran Polisi Tangkap Maling Warung Sembako di Banten
Cipung Dapat Kado Sailing Trip ke Labuan Bajo dari Teman Sekolahnya, Nagita Slavina Girang
Sepeninggal Chris Cornell, Soundgarden Reuni Lagi Gandeng Duff McKagan Bassist Guns N' Roses sebagai Vokalis