Ketika Ahok Kebingungan Gunakan Tiket Commuter Line

Ahok ingin melihat lahan milik PT KAI yang bisa dimanfaatkan untuk membangun rusunawa.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 10 Jun 2015, 08:20 WIB
Diterbitkan 10 Jun 2015, 08:20 WIB
ahok
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saat berada di Stasiun Kota, Rabu (10/6/2015) (Liputan6.com/Ahmad Romadoni)

Liputan6.com, Jakarta - Pagi-pagi, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sudah tiba di Stasiun Jakarta Kota. Ahok ingin berkeliling menggunakan KRL.

Ahok tiba di Stasiun Jakarta Kota sekitar pukul 07.15 WIB. Dia melihat-lihat kondisi stasiun klasik yang sudah tampak modern dengan berbagai restoran cepat saji dan kafetaria.

Setelah melihat-lihat, Ahok lalu menuju loket pembelian tiket. Pria yang masih mengenakan seragam PNS itu tidak canggung antre dan menunggu giliran. Warga yang berada di sekitar loket sempat tidak sadar kalau yang ikut mengantre adalah orang nomor 1 di Ibukota.

Setelah menunggu beberapa menit, Ahok sampai di depan loket. Dia lalu memesan tiket single trip untuk jurusan Stasiun Gondangdia.

"Jurusan Gondangdia, berapa?" Ucap Ahok kepada petugas tiket, Rabu (10/6/2015).

Ahok lalu mengeluarkan uang Rp 20 ribu dari sakunya lalu membayar tiket. Petugas lalu mengembalikan uang dengan satu lembar uang Rp 5 ribu, Rp 2 ribu, dan satu koin Rp 1.000. Untuk pengguna single trip, ada jaminan tiket yang harus dibayar sebesar Rp 10 ribu.

Mantan Bupati Belitung Timur itu sempat kebingungan menggunakan e-ticketing ini. Namun, dia tidak canggung untuk menanyakan cara menggunakan tiket kepada petugas.

"Sudah. Lalu ini gimana pakainya?" tanya Ahok.

"Nanti tinggal ditempel saja Pak di gate," sahut petugas loket.

Ahok lalu menuju ke pintu masuk. Sebelum masuk ke area tunggu kereta, dia sempat memberikan beberapa pengarahan kepada para SKPD yang hadir terkait tinjauan hari ini.

Kedatangan kali ini memang bukan tanpa alasan. Ahok ingin melihat lahan milik PT KAI yang bisa dimanfaatkan untuk membangun rusunawa. Ketersediaan lahan ini, pemprov dapat membangun rusunawa di lahan KAI.

"Kami ingin melihat lahan komersil milik PT KAI yang bisa dimanfaatkan untuk kita bangun rusunawa," kata Ahok.

Dia lalu menaiki kereta berukuran kecil atau Kereta Lori Motor yang hanya bisa diisi oleh 14 orang. Masing-masing gerbong diisi oleh 7 orang. Kereta kecil ini menuju Stasiun Kampung Bandan.

Setelah meninjau lokasi di kawasan Kampung Bandan, Ahok dijadwalkan kembali ke Stasiun Jakarta Kota. Lalu, Ahok akan melanjutkan perjalanan ke Stasiun Gondangdia.

Pada tinjauan itu, hadir pula Kepala Daops 1 PT KAI Apriyono, Dirut PT Transjakarta Kosasih, Dirut MRT Dono, Kepala Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Sarwo Handayani serta Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Benjamin Bukit. (Bob/Ado)

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya