Amukan si Jago Merah di Bandara Soetta

Akibat kebakaran, ratusan calon penumpang terlantar. Terminal 2 Bandara Soetta menjadi semrawut dan padat.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 06 Jul 2015, 00:05 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2015, 00:05 WIB
Kebakaran Soetta
Suasana Terminal 2E Bandara Soekarno-Hatta pascakebakaran, Minggu (5/7/2015). (Liputan6.com/Naomi Trisna)

Liputan6.com, Jakarta - Minggu pagi suasana di Terminal 2E, Bandara Seokarno-Hatta tiba-tiba berubah menjadi kacau balau. Ratusan penumpang panik. Asap hitam pekat melambung hingga terlihat jelas di langit bandara internasional itu.

Sementara di Restoran JW Sky Lounge, Terminal 2E, petugas pemadam sibuk memadamkan kobaran api yang masih menghanguskan ruangan. 6 Mobil pemadam kebakaran terparkir di halaman bandara yang berlokasi di Cengakreng, Tangerang, Banten itu.

Petugas keamanan Bandara Soetta Fahmi mengatakan, petugas keamanan mendapat laporan awal tentang kebakaran bandara di ruangan JW Lounge itu sekitar pukul 05.30 WIB.

Otoritas bandara lalu mengumumkan kepada para calon penumpang, belum boleh masuk ke Terminal 2E dan akan menyampaikan pemberitahuan kembali setelah kondisi memungkinkan.

Para calon penumpang yang berada di Pintu 3 berkerumun menyaksikan kejadian itu. Mereka banyak yang memotret dari upaya pemadaman api. Puluhan polisi Bandara Soetta juga bersiaga di lokasi tersebut, hingga aktivitas penerbangan pun terhenti.

Restoran JW Sky Lounge diduga menjadi sumber kebakaran, hingga merembet ke ruangan lain di Terminal 2E. Lokasi itu ditutup dan dikelilingi garis polisi di sekitarnya. Tak ada yang diperbolehkan masuk, kecuali petugas.

Arus pendek listrik dianggap menyebabkan percikan api di Restoran JW Sky Lounge. Namun, penyidik Polres Bandara Sukarno Hatta bersama tim Puslabfor Polri terus mendalami dugaan tersebut.

"Itu asalnya dari dapur restoran di Terminal 2E. Di sini kan dapurnya pakai listrik. Dugaan sementara kemungkinan korsleting. Tapi kita masih dalami," kata Kapolres Bandara Sukarno Hatta Kombes CH Patopoi saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Minggu 5 Juli 2015.

Jajaran Polres Bandara Soetta langsung melakukan olah TKP usai pemadaman selesai sekitar pukul 08.30 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran ini. Namun beberapa barang di lokasi rusak karena terbakar.

"Asap sempat penuhi seluruh terminal. Tadi asap sempat tebal juga di Terminal 2D dan 2F. Tadi karena asapnya penuh, sampai terminal 2D dan 2F, belum bisa check in di terminal-terminal itu. Asap baru steril pada pukul 09.30 WIB," ujar Patopoi.

Kabag TU Otoritas Bandara Soetta Israful Hidayat membenarkan, api muncul pertama kali dari JW Sky Lounge yang berada dalam terminal. Namun dia mengklaim, kebakaran ini tidak berdampak terlalu parah.

"Tidak ada korban, calon penumpang atau petugas langsung dievakuasi sejak pagi," kata Israful.

Petugas piket Polres Metro Bandara Soekarno-Hatta Aiptu Fernando menambahkan, api berhasil dijinakkan petugas pemadam sekitar pukul 07.30 WIB. "Sudah padam. Sekitar jam 07.30 WIB. Sekarang petugas sedang mendinginkan," ujar dia.

Asap hitam sempat terlihat di belakang counter Imigrasi yang ‎di Terminal 2E. Namun, asap tidak sampai masuk ke bagian Imigrasi. Sehingga dokumen keimigrasian dipastikan aman.

"Tidak, hanya memang di belakang counter imigrasi asap ngebul banget, cepat sekali munculnya. Dan yang muncul hanya asap, tidak ada api," kata petugas Imigrasi yang enggan menyebutkan namanya itu.

Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) II Budi Karya Sumadi memohon maaf kepada calon penumpang atau pihak-pihak yang merasa dirugikan akibat insiden ini.

Budi pun mengimbau agar calon penumpang datang lebih awal di Bandara Soetta, agar dapat berkoordinasi dengan maskapai terkait jadwal penerbangan.

"Kami berupaya untuk secepatnya memulihkan keadaan menjadi normal kembali," pungkas Budi.

Penerbangan Terganggu

Penerbangan Terganggu

Akibat kebakaran ini, 30 penerbangan domestik dan 3 penerbangan internasional mengalami delay atau penundaan penerbangan. Maskapai domestik yang mengalami penundaan adalah Garuda Indonesia, dan maskapai asing yakni China Southern, Malaysia Airlines dan Xiamens Air.

Sebagai langkah kontingensi menanggulangi delay yang terjadi maka dilakukan perubahan proses check-in di bandara, yakni penumpang domestik Garuda Indonesia dipusatkan di Terminal 2F, sedangkan penumpang internasional di Terminal 2D.

"Garuda tetap mengupayakan layanan check-in dengan manual karena sistem belum berfungsi. Pada pukul 08.35 WIB, check in counter mulai dioperasikan kembali," ujar Head of Corporate Secretary and Legal PT Angkasa Pura II Agus Haryadi di Tangerang.

Garuda juga mengoperasikan pesawat berbadan lebar atau widebody untuk mengangkut penumpang yang sudah terkena delay, khusus keberangkatan ke Surabaya dan Denpasar, sehingga jadwal keberangkatan bisa dilakukan hari ini.

Penumpang Garuda Indonesia juga diberikan fasilitas rescheduling atau penjadwalan ulang tanpa biaya tambahan. Langkah kontingensi lain, seluruh operasional penerbangan luar negeri, termasuk proses check-in dari Lion Air dan Malindo yang sebelumnya di Terminal 2 dipindahkan ke Terminal 3 Bandara Soetta.

Kebakaran ini juga merambat ke satu area check in di Terminal 2E yang mengakibatkan konter-konter di sana tidak dapat digunakan. Sehingga terjadi penumpukan di area check in lainnya. Selain itu, beberapa penanganan bagasi dan proses check in juga harus terpaksa dilakukan secara manual.

Sebagai kompensasi atas tertundanya keberangkatan penerbangan tersebut, Angkasa Pura II membebaskan tarif passenger service charge (SPC). Kompensasi ini diberikan bagi seluruh penumpang pesawat yang berangkat melalui Bandara Soetta pada Minggu, 5 Juli 2015.

"Penumpang pesawat dapat melakukan pengembalian atau refund PSC melalui maskapai, karena PSC adalah salah satu komponen dari tarif tiket pesawat. Kami memohon maaf karena peristiwa kebakaran ini menyebabkan pelayanan berkurang," tambah Agus.

Angkasa Pura II terus mengupayakan berbagai langkah guna memulihkan kondisi di terminal menjadi normal kembali. "Kami memohon dukungan dari masyarakat dan seluruh pihak terkait agar operasional Bandara Internasional Soekarno-Hatta dapat kembali berjalan normal mulai besok," ujar Agus.

Senior General Manager Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama Bandara Internasional Soekarno-Hatta Zulfahmi menambahkan, fokus utama saat ini adalah pelayanan kepada calon penumpang yang terkena delay dan mengembalikan fungsi Terminal 2E menjadi normal kembali.

Hingga Minggu sore penumpukan penumpang di Terminal 2 mulai terurai seiring telah dibukanya Pintu 3. Dengan demikian, keempat pintu di Terminal 2 yakni Pintu 1, 2, 3, dan 4 telah dapat difungsikan dengan baik.

Sementara pihak maskapai Garuda Indonesia mengaku merugi. 80 Penerbangan Garuda mengalami delay akibat kebakaran tersebut.

"Sudah pasti akan merugikan aktifitas penerbangan, terutama penumpang. Kerugian imateril yang lebih besar," ungkap Direktur Utama (Dirut) Garuda Indonesia Arif Wibowo saat konferensi pers di Gedung 600 PT Angkasa Pura II.

Terkait besar kerugian materil sendiri, Garuda Indonesia enggan menyebutkan. Garuda lebih fokus kepada pelayanan penumpang agar bisa terbang ke daerah tujuan.

"Kerugian ada, delay saja jadi satu beban untuk kita. Tapi ini kan di luar dugaan, saya tidak memikirkan kerugian materi. Yang paling konsentrasikan kenyamanan penumpang," tutur dia.

Dari 80 penerbangan yang mengalami delay, 20 di antaranya penerbangan pada pukul 07.00 hingga 12.00 WIB, dan 60 penerbangan pada pukul 12.00 hingga 18.00 WIB. Lamanya delay sekitar 1,5 hingga 4 jam.

Penyebab delay diduga karena sistem counter check in dan konveyor di terminal 2E mati. Karena itu sejak pagi pihak Garuda Indonesia melakukan check in secara manual. Tak hanya itu, barang-barang penumpang juga diangkut manual oleh petugas ke bagasi pesawat.

Kecewaan Penumpang

Kecewaan Penumpang

Meski kebakaran sudah berhasil dipadamkan, namun pelayanan di Bandara Soetta belum berjalan maksimal. Terminal 2E Bandara Soetta baru bisa melayani penerbangan domestik maskapai Garuda Indonesia. Sementara penerbangan internasional, dialihkan ke Terminal 2D.

Akibatnya, sejumlah calon penumpang pun terlantar. Terminal menjadi semrawut dan padat. Seperti yang dialami Argarini, calon penumpang Garuda Indonesia dengan tujuan Singapura.

Arga yang berada di Terminal 2D ini, belum mendapat informasi terkait kapan pesawatnya bakal diberangkatkan. Padahal seharusnya burung besi itu terbang ke Singapura pukul 11.30 WIB.

"Tak ada pengumuman apapun. Nunggu di depan gate, ngantre di depan. Katanya ada pesawat jam 06.00 WIB yang belum berangkat," kata Arga kepada Liputan6.com melalui sambungan telepon.

Arga sampai di bandara sekitar pukul 08.30 WIB. Namun gate bandara baru dibuka sekitar pukul 10.30 WIB. Banyak calon penumpang yang kesal dan panik.

"Orang mulai kesal, nggak ada pengumuman apa pun, di dalam kacau balau. Ada yang teriak-teriak, capek, kan ada yang bawa keluarga mau liburan," tutur dia.

Saat itu antrean di maskapai Garuda Indonesia terlihat paling penuh. Sementara maskapai lain nampak normal. "Kalau pesawat lain biasa antreannya. Garuda paling penuh."

Padahal Arga bersama 3 rekannya yang berencana menghadiri konferensi jurnalis tentang isu kontrasepsi, hanya bisa pasrah menunggu kabar. Dia berharap, tak lama lagi pesawatnya bakal diberangkatkan.

"Garuda nggak bisa dihubungi, mereka sibuk, saya ngerti juga semua panik. Karena Garudanya sendiri, bukan salah dia. Karena kebakarannya kan di airport," ucap Arga.

Seorang penumpang Garuda Indonesia tujuan Padang, Prana Pratama juga mengalami nasib sama. Semula jadwal keberangkatan pesawatnya pukul 11.25 WIB. Namun akibat kebakaran ini, penerbangan terpaksa dibatalkan.

"Saya mau ke Medan karena ada keluarga yang meninggal. Karena delay jadi saya batalkan. Percuma reschedule juga, nggak bakal kekejar pemakaman di sana," keluh dia, di Bandara Soetta.

Akibat penundaan penerbangan ini, Prana merasa dirugikan, begitu juga calon penumpang lain. "Jelas sangat terganggu. Gara-gara kebakaran, semua pelayanan lumpuh."

"Sudah gitu tidak ada petugas yang bertanggungjawab mengenai kejelasan penumpang yang gagal berangkat. Saya dilempar ke sana sini. Ini bisa jadi tertawaan dunia," sambung dia.

Prana pun memilih refund 2 tiket yang sudah dibeli, Rp 2,8 juta dan Rp 4,3 juta di kantor layanan pelanggan Garuda Indonesia, Terminal 2F, Bandara Soetta.

Penumpang lainnya, Erik, memilih reschedule penerbangan ke Bangkok, dari jadwal sebelumnya pukul 09.40 WIB. Sebab, dia harus mengikuti pelatihan pendidikan besok pagi. "Saya reschedule pukul 12.55 WIB. Besok pagi saya dijemput di sana," ujar Erik.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto juga turut terkena dampak akibat kebakaran ini. Penerbangan melalui Garuda Indonesia harus terganggu. ‎Hasto sedianya pagi tadi terbang ke Surabaya menggunakan burung besi plat merah ini.

Namun, hingga Minggu siang Hasto belum mendapat kepastian kapan jadwal keberangkatan ke Surabaya. Padahal dia sudah mencoba bertanya ke beberapa petugas maskapai Garuda Indonesia di Bandara Soetta.

"Penanganan para penumpang sangat mengecewakan. Angkasa Pura dan Garuda Indonesia praktis tidak memberikan informasi atas apa yang terjadi dan bagaimana dengan kepastian jadwal penerbangan," kata Hasto saat dihubungi Liputan6.com.

Hasto menceritakan apa yang terjadi di Bandara Soetta pasca-kebakaran terjadi. Para penumpang sangat bingung terkait nasib keberangkatan pesawat mereka.

"Tampak berbagai bentuk kesemrawutan. Terlihat 2 karyawan otoritas bandara berdiri kebingungan. Hanya ada suara keluar dari 1 toa yang dipakai untuk menyampaikan pengumuman, dan suara toa pun tenggelam dalam hiruk pikuk suara penumpang," ungkap dia.

Akibat kebakaran ini, Hasto harus terjebak lebih dari 3 jam tanpa kejelasan dari pihak terkait. Dia pun meminta pihak terkait agar ‎manajemen Angkasa Pura maupun Garuda Indonesia dibenahi, khususnya dalam menangani penumpang.

"Apa yang terjadi saat ini tidak hanya menjadi pelajaran yang sangat penting bagi otoritas bandara, sebab simbol bandara internasional Indonesia begitu mudah lumpuh dan tidak berdaya," papar Hasto.

Hasto pun miris melihat fenomena yang cukup ironis, ketika calon penumpang kebingungan mendapatkan informasi di bandara sekelas internasional ini.

"Jadilah para porter itu menjadi juru bicara Angkasa Pura dan Garuda Indonesia. Ada juga seorang ibu dengan 4 anaknya yang begitu khawatir atas ketidakpastian yang terjadi," tandas Hasto. (Rmn/Ali)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya