Diisukan Bergabung dengan ISIS, Pilot Ini Buka Suara

Sang pilot mengaku tidak pernah berurusan dengan kelompok radikal ISIS.

oleh Bima Firmansyah diperbarui 11 Jul 2015, 07:40 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2015, 07:40 WIB
Ilustrasi ISIS
Ilustrasi ISIS (Liputan6.com/Sangaji)

Liputan6.com, Bogor - Salah satu pilot Indonesia, Tommy Abu Alfatih yang diisukan telah bergabung dengan kelompok Negara Islam atau ISIS angkat bicara. Ia membantah kabar yang menyebutkan bahwa dirinya telah terlibat dengan kelompok radikal tersebut.

Ia mengaku tidak pernah berurusan dengan organisasi radikal tersebut. "Enggak ada sama sekali (terlibat dengan ISIS), karena saya tidak melakukan itu. Apa yang dituduhkan saya tidak benar sama sekali," ucap Tommy saat ditemui Liputan6.com di Bogor, Jumat (10/7/2015) malam.

Tommy justru heran kenapa dirinya bisa dikabarkan terlibat dengan ISIS. Ia menjelaskan, urusan dirinya berada di Australia karena ia bertugas sebagai pilot sewaan dari sebuah perusahaan.

"Kalau enggak salah di Australia itu setahun yang lalu. Dan sekarang saya sudah selesai kontrak dengan company saya," imbuh dia.

Ia pun mengaku memang pernah bergabung dengan TNI Angkatan Laut (AL) selama 10 tahun, kemudian pensiun. Setelah pensiun, ia memutuskan mengambil studi di Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug angkatan 55.

Hingga kini, ia telah memiliki jam terbang sebanyak kurang lebih 4.000 jam. Beberapa negara seperti Amerika Serikat, serta sebagian negara di Amerika Selatan telah ia sambangi.

"Saya tidak mau menuntut pihak yang telah menyebar kabar ini. Saya ikhlas dan saya telah maafkan," pungkas Tommy.

Sebelumnya, ‎2 Pilot asal Indonesia berinisial RA dan TH dikabarkan bergabung dengan kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Kabar tersebut pertama kali berembus dari dokumen intelijen Australian Federal Police (AFP) yang bocor.

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan, saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait dugaan keterlibatan 2 pilot Indonesia dengan ISIS. Hasil penyelidikan sementara, belum ditemukan bukti yang menunjukkan bahwa 2 penerbang itu gabung dengan organisasi radikal di Timur Tengah itu.

"Hasil sementara bahwa memang mereka sering menyampaikan di media sosial, Facebook tentang dukungan terhadap ISIS. Tetapi sebetulnya dia bukan pengikut ISIS. Mereka memang bersimpati terhadap perjuangan ISIS," ujar Badrodin di Mabes Polri, Jumat 10 Juli 2015. (Ans/Nda)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya