Buka Festival Serayu, Menteri Puan Prihatin Sungai Berubah Fungsi

Keberadaan sungai sejak lama dinilai telah menjadi salah satu sumber terbangunnya peradaban manusia.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 26 Agu 2015, 18:49 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2015, 18:49 WIB
20150824-Gerakan-Revolusi-Mental-Jakarta-Puan-Maharani
Puan Maharani (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Banjarnegara - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani membuka Festival Serayu dan Kongres Sungai Indonesia 2015 di Banjarnegara, Jawa Tengah. Ia menyatakan keberadaan sungai sejak lama dinilai menjadi salah satu sumber terbangunnya peradaban manusia.

"Diperlukan perubahan cara pandang, cara kerja, dan cara hidup kita dalam menjadikan sungai sebagai pusat peradaban, dan menjauhkan sungai dari tempat pembuangan sampah ataupun sebagai sumber bencana," kata Puan di Banjarnegara, Rabu (26/8/2015).

Dalam perhelatan pertama kali terkait sungai yang digelar, hadir Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Bupati Banjarnegara Sutedjo Slamet Utomo, pimpinan DPRD Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Banjarnegara.

Menurut Puan, sungai memiliki peranan strategis bagi kehidupan manusia. Air sungai dapat dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan hidup seperti air bersih, irigasi, transportasi, perikanan, pariwisata serta menjadi sumber pembangkit listrik.

Namun kondisi itu berubah saat sungai sudah tidak diperhatikan. Perilaku manusia modern membuat sungai sudah berubah fungsi.

‎"Menjadi keprihatinan bersama karena fenomena beberapa dekade terakhir ini, hampir semua sungai telah berubah fungsi. Perilaku manusia moderen justru bertentangan dengan misi peradaban dan keberadaan sungai," ujar Puan.

Saat ini, kata Puan, sungai tidak lagi diperlakukan sebagai sentra kehidupan yang harus dirawat dan dilestarikan. Namun sungai dirusak dan dicemari dan berubah fungsi lantaran diperlakukan sebagai tempat pembuangan sampah, pelimbahan, dan dianggap sebagai salah satu sumber bencana.

"Saya mengingatkan kembali bahwa bencana paling banyak terjadi di negara kita yaitu bencana hidrometeorologis dan klimatologis sebesar 80 persen yang berupa bencana banjir, kekeringan, tanah longsor serta gelombang pasang," jelas Puan.

Perhelatan akbar Festival Serayu yang menggabungkan sektor kebudayaan dan lingkungan hidup ini begitu menarik, dan diharapkan mengundang minat wisatawan. Sebab, makna dan nilai dalam kedua acara itu sangat tinggi karena menampilkan berbagai atraksi budaya yang menarik.

"Saya berharap agar melalui event ini, kita dapat meningkatkan motivasi, kegigihan dan kepedulian dalam pelestarian lingkungan dan budaya, serta mendorong generasi muda untuk bertindak dan berkarya positif dengan berakar pada kebudayaan sendiri," demikian Puan. (Ali/Tnt)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya