Liputan6.com, Makassar - Bentrokan terjadi antara anggota TNI dengan Polri di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Kejadian tersebut pecah pada Sabtu 30 Agustus 2015 sekitar pukul 13.00 Wita
Kepala Bidang Humas Polda Sulselbar Kombes Pol Frans Barung Mangera membenarkan adanya kejadian tersebut. Namun ia belum dapat merinci penyebab dari kejadian tersebut.
"Iya kejadian itu betul," ucap Frans saat dihubungi Liputan6.com dari Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (30/8/2015).
Advertisement
Sementara itu Kepala Staf Kodam VII Wirabuana Brigen TNI Kurnia Dewantara menyatakan, kasus ini masih diselidiki kedua belah pihak. Proses penyelidikan dipimpin langsung Panglima Kodam VII/Wirabuana Mayjen TNI Bachtiar bersama Kapolda Sulselbar Irjen Pol Anton Setiadji
"Bapak Panglima dan Kapolda sudah bersama di TKP (tempat kejadian perkara). Dan sementara menyelidiki motif dan penyebab terjadinya kisruh di sana," kata Kurnia di rumah jabatan (rujab) Panglima Kodam VII/Wirabuana.
Sebagai langkah antisipasi agar kejadian tidak berlanjut, lanjut Kurnia, masing-masing pihak sudah saling berkoordinasi. Kodam VII/Wirabuana telah menurunkan satuan POM, Intel untuk berjaga-jaga dan berpatroli menjaga situasi agar tetap kondusif.
Kurnia mengungkapkan kejadian berawal saat berlangsung kegiatan balapan (road race) di sirkuit permanen sport center Jalan Stadion, Kecamatan Polewali, Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
Ada seorang anggota Kodim 1401/Majene sedang ikut menonton balapan tersebut. Diduga sang anggota terlalu dalam memasuki pembatas untuk menonton, sehingga ditegur lalu didorong oleh anggota Polri dari Satuan Patmor Polres Majene yang bertugas menjaga keamanan di arena balapan tersebut.
Selanjutnya‎, anggota Kodim itu memberitahu jika dirinya juga seorang anggota. Namun ia kembali didatangi dan dipukul beberapa anggota Patmor Polres Polman.
"Namun setelah kejadian ini, kedua belah pihak akhirnya sudah damai dan menganggap masalah sudah selesai," ucap Kurnia.
Namun selang beberapa jam kemudian, kata Kurnia, terdengar suara letusan tembakan. Setelah dicari, ditemui seorang anggota TNIÂ dari Kompi 721 Prada Yuliardi dalam keadaan terkapar. Dia berdarah setelah mengalami luka tembak di bagian perutnya.
"Apakah ini buntut dari awal tadi, itu yang masih dalam penyelidikan bersama, dan suasana sekarang sudah terkendali. Bapak Panglima dan Kapolda masih berada di TKP," ucap Kurnia.
Dia menegaskan, khusus anggota Kodam VII/Wirabuana diinstruksikan agar tidak terpancing dan terprovokasi serta tidak mengambil tindakan sendiri. Biarlah proses hukum berjalan.
"Semuanya diserahkan kepada bapak Panglima. Semuanya sudah diinstruksikan tenang," tukas Kurnia. (Ali/Ans)