Liputan6.com, Jakarta - Pembangunan waduk Jatigede, Sumedang, Jawa Barat telah 100 persen selesai. Waduk tersebut mulai dialiri air pada Senin (31/8/2015).
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, semula pemerintah merencanakan untuk melakukan penggenangan waduk Jatigede pada 1 Agustus. Namun belum dapat dilakukan karena ada sekitar 10.924 kepala keluarga (KK) yang masih harus diganti rugi kawasan tanahnya, tanaman, rumah dan sebagainya.
Penggenangan waduk Jatigede, jelas Basuki, akan dilakukan secara bertahap mulai hari ini.
"Kalau memang itu belum selesai akan secara bertahap karena ada elevasi-elevasinya. Untuk full penuh dibutuhkan 219 hari sehingga ini akan kita coba bertahap untuk bisa segera mengisi waduk ini yang memang sudah lebih dari 50 tahun direncanakan untuk dibangun," kata Basuki.
Sementara itu, warga sekitar menilai waduk Jatigede belum layak untuk diairi, karena persoalan ganti rugi belum tuntas. Salah satu sekolah yang akan tenggelam akibat proyek Waduk Jatigede adalah SDN Cipaku yang berlokasi di Desa Cipaku, Kecamatan Darmaraja, Sumedang.
Dalam mega proyek Waduk Jatigede, nantinya ada 17 desa dari 4 kecamatan yakni Kecamatan Darmaraja, Jatigede, Jatinunggal, dan Wado yang akan tenggelam. Persoalan ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah setempat, karena meski pemerintah mengklaim permasalahan Waduk Jatigede ini sudah selesai, namun pada kenyataannya masih banyak warga yang belum mendapatkan dana ganti rugi.
Dubes China: Suramadu hingga Jatigede
Dubes China untuk Indonesia Xie Feng menilai pengairan waduk Jatigede ini sebagai prestasi baru dalam pembangunan infrastruktur Indonesia, yang tercapai di bawah pimpinan Presiden Jokowi.
Advertisement
"Kami senang Bapak Jokowi bekerja keras demi menyelesaikan masalah-masalah yang menghambat pertumbuhan perekonomian Indonesia. Pemerintah Indonesia telah menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi investor dalam dan luar negeri dan mencapai hasil nyata," jelas Xie Feng melalui pernyataan tertulisnya.
Feng pun mengungkapkan, bahwa strategi 'Poros Maritim' yang diajukan oleh Presiden Jokowi seperti 'Jalan Sutera Maritim Abad ke-21' yang digagas oleh Presiden Xi Jinping.
Menurut Feng, persahabatan dan kerja sama yang saling menguntungkan antara Tiongkok dan Indonesia telah berlangsung sejak lama. Dari proyek Jembatan Suramadu hingga Waduk Jatigede.
"Semuanya berlangsung lancar, telah mendatangkan keuntungan nyata demi pertumbuhan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Kini secara aktif Tiongkok dan Indonesia sedang membahas pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung," beber Feng.
Feng berharap dan yakin bahwa tak lama lagi kereta cepat Jakarta-Bandung akan menjadi suatu jalan yang bisa mendorong pertumbuhan, menyejahterakan masyarakat, saling menguntungkan.
(Mut)