PPIH Arab Saudi: Indonesia Tak Bisa Pilih Bus untuk Jemaah Haji

Rosidi mengaku prihatin dengan peristiwa bus mogok yang membuat jamaah harus kepanasan di tengah padang tandus selama 3 jam.

oleh Wawan Isab Rubiyanto diperbarui 02 Sep 2015, 06:27 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2015, 06:27 WIB
Bus Jemaah Calon Haji
Bus Abu Sarhad yang melayani jemaah haji Tanah Air menuju Mekah. (Liputan6.com/ Wawan Isab Rubiyanto)

Liputan6.com, Madinah - Pemerintah Indonesia tidak bisa meminta pergantian bus untuk melayani pengangkutan jemaah haji dari Madinah ke Mekah, Arab Saudi. Sebab, bus-bus yang akan melayani jemaah haji Tanah Air tergantung dari urutan bus yang ada di pool Naqabat Lissayyarat (organisasi angkutan darat Arab Saudi) yang bertugas melayani pengangkutan jemaah haji Indonesia di Tanah Suci.

"Ibaratnya untung-untungan, kalau pas dapat busnya bagus, ya kita dapat bagus, tapi kalau pas urutannya dapat bus tua, ya kita harus terima," ujar Kepala Daerah Kerja Madinah PPIH Arab Saudi Nasrullah Jasam kepada Liputan6.com di Kantor Misi Haji, Madinah, Arab Saudi, Selasa 1 September 2015.

Pernyataan Nasrullah tersebut terkait adanya bus mogok saat membawa jemaah haji Indonesia dari Madinah ke Mekah. Sejak Minggu 30 Agustus 2015, jemaah haji Indonesia gelombang pertama yang sudah berada di Madinah selama 9 hari, diangkut ke Mekh untuk melakukan umrah dan bersiap mengikuti puncak haji, dan setidaknya ada 3 bus yang mogok di tengah perjalanan menuju Mekah.

Menurut Nasrullah, tahun ini Pemerintah Indonesia tidak melakukan peningkatan pelayanan transportasi pengangkutan jamaah haji dari Madinah ke Mekah dan sebaliknya. Penyebabnya, Up-Grading (anggaran) layanan transportasi tidak disetujui DPR. Akibatnya, jemaah Indonesia harus ikhlas menerima layanan transportasi yang disediakan Pemerintah Arab Saudi melalui Naqabah

Dia menjelaskan, dengan tidak adanya dana, PPIH Arab Saudi hanya bisa melaporkan jadwal keberangkatan jemaah sesuai dengan lokasi penginapan jamaah ke Muassasah Adilla. Muassasah Adilla yang bertugas melayani jamaah haji di Madinah kemudian memberitahukan jadwal tersebut kepada Naqabah.

"Nanti Naqabah yang menyiapkan busnya sesuai urutan bus yang ada di (pool) mereka, jadi kita tidak bisa memilih," ujar Nasrullah.

Kepanasan di Padang Tandus

Dia menuturkan, pelayanan bus tahun ini memang berbeda dari tahun lalu. Pada 2014, pemerintah membayarkan biaya transportasi, sehingga bus-bus yang melayani jemaah haji Indonesia mempunyai standar tinggi, yakni kamar mandi di dalam, full AC, dan bagasi di bawah bus. Untuk mendapatkan layanan bus kelas satu ini, pemerintah harus menambah biaya antara 70 sampai 72,5 riyal Arab Saudi per jamaah.

Kepala Seksi Tranportasi Daker Madinah Rosidi Jafar menambahkan, selain bus mogok, ada 2 masalah lain yang ditemui petugas selama 3 hari pengangkutan jemaah haji dari Madinah ke Mekah. 2 masalah itu adalah barang bawaan jamaah (koper) yang tidak terangkut dan penyejuk udara yang rusak.

"Hari ini ada bus yang mogok juga sebelum berangkat dari hotel, tapi sudah diganti busnya. Untuk koper jemaah yang tidak terangkut kita sediakan truk khusus dan semuanya sudah terangkut," kata Rosidi.

Rosidi mengaku prihatin dengan peristiwa bus mogok yang membuat jemaah kepanasan di tengah padang tandus selama 3 jam. Padahal, dalam klausul pelayanan transportasi yang disepakati, Naqabah seharusnya menyediakan bus cadangan setiap radius 50 kilometer. Bus cadangan ini untuk mengantisipasi adanya bus mogok sehingga bisa langsung dilakukan penggantian bus.

Perusahaan bus yang melayani jemaah haji Tanah Air adalah Abu Sarhad, Hafil, Qawafil, Makkah, Almadina Pilrgrims Transportation, dan Saptco.

Bus-bus Abu Sarhad dan Hafil merupakan bus yang sudah berumur tua dan terlihat usang. Bus yang mogok pada Senin 31 Agustus 2015 adalah bus dari perusahaan Abu Sarhad. (Mvi/Ado)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya