Komisi IV: Korban Asap Layangkan Protes ke PBB

Kabut asap yang disebabkan kebakaran hutan ini sudah menimbulkan kerugian besar baik dalam maupun luar negeri.

oleh Gerardus Septian Kalis diperbarui 18 Sep 2015, 15:07 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2015, 15:07 WIB
Tim Satgas Karhutla: Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau Disengaja
Setiap tahun kabut asap dampak dari kebakaran hutan menyelimuti kawasan Riau dan sekitarnya.

Liputan6.com, Jakarta - Kabut asap yang menyelimuti sejumlah wilayah di Sumatera dan Kalimantan membuat aktivitas warga terganggu. Mereka pun butuh penanganan konkret dari pemerintah daerah maupun pusat.

Anggota Komisi IV Firman Soebagyo menilai masalah kabut asap sudah menjadi permasalahan multidimensional. Masalah pun muncul dari beberapa sektor.

"Dengan kejadian ini pastinya sangat mengganggu dari berbagai aspek kehidupan. Antara lain aspek ekonomi, sosial, kesehatan, bahkan sudah masuk kepada aspek politik," ujar Firman di Jakarta, Jumat (18/9/2015).

Firman mengungkapkan, kabut asap yang disebabkan kebakaran hutan ini sudah menimbulkan kerugian besar baik dalam maupun luar negeri. Bahkan menuai protes sejumlah masyarakat di negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

Politisi Partai Golkar itu berharap pemerintah tidak mengenyampingkan masalah kabut asap yang akhir-akhir ini semakin mengkhawatirkan. Dampak dari kejadian menahun ini telah merugikan banyak pihak.

"Kita harus akui, negara tetangga sudah mulai risau akibat imbas dari kebakaran ini. Bahkan sudah mulai ada gerakan civil society dari kedua negara itu untuk memprovokasi masyarakat domestik maupun internasional untuk melayangkan gugatan serta protes keras kepada PBB," ujar Firman.

Karena itu, lanjut dia, pemerintah dan aparat penegak hukum harus lebih serius mengatasi bencana kebakaran ini dengan memproses para pembakar hutan dan lahan, baik masyarakat maupun korporasi serta para aktor di belakang layar yang selama ini tidak dapat tersentuh hukum. (Ali)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya