Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi X DPR Krisna Mukti mengatakan, banyak pihak yang salah mengartikan mengenai masuknya pasal kretek dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) Kebudayaan. Dia menampik pasal ini masuk karena adanya tekanan dari perusahaan rokok agar lebih leluasa memasarkan produknya.
"Pasal kretek merupakan salah satu bagian dari industri budaya yang memang harus dilestarikan karena itu sudah menjadi tradisi dari zaman nenek moyang. Karena rokok kretek adalah bagian dari budaya Indonesia," ujar Krisna di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (28/9/2015).
Krisna menegaskan, fokus utama RUU Kebudayaan adalah lebih kepada pengelolaan industri kebudayaan.
"Karena kalau budaya kan agak susah juga dikelola, budaya itu kan sifatnya abstrak. Dan yang paling penting kalau RUU kebudayaan ini sudah disahkan menjadi undang-undang yang sah, kan berarti di situ ada dana dari APBN untuk menjalankan industri kebudayaan dengan lebih signifkan," tutur anggota Komisi X DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa tersebut.
Politikus PKB itu mengungkapkan, setelah RUU ini sah menjadi UU, pihaknya akan mengundang para budayawan untuk memberikan masukan-masukan positif mengenai pasal kretek tradisional.
"Yang penting RUU kebudayaan ini disahkan dulu, kontennya nanti seperti apa kita bisa bicarakan lagi, yang penting sah dulu," pungkas Krisna.
Dalam pasal 37 di RUU Kebudayaan, kretek tradisional disebut sebagai sejarah dan warisan budaya yang membutuhkan penghargaan, pengakuan, dan perlindungan. Penjelasan lebih lengkap dijabarkan di pasal 49. Berikut bunyinya:
Penghargaan, pengakuan, dan perlindungan sejarah dan warisan budaya melalui kretek tradisional sebagaimana dimaksud dalam pasal 37 huruf I diwujudkan dengan:
A. Inventarisasi dan dokumentasi
B. Fasilitas pengembangan kretek tradisional
C. Sosialisasi, publikasi, dan promosi kretek tradisional
D. Festival kretek tradisional
E. Perlindungan kretek tradisional.
(Ans/Yus)
Masuknya Pasal Kretek di RUU Kebudayaan Bukan Bentuk Intervensi
Menurut Komisi X DPR, fokus utama RUU Kebudayaan adalah lebih kepada pengelolaan industri kebudayaan.
diperbarui 28 Sep 2015, 15:39 WIBDiterbitkan 28 Sep 2015, 15:39 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Mengenal Suku Bermata Biru dari Pedalaman Halmahera
Teknik Tidur Siang 10 Menit yang Bikin Tubuh Lebih Segar Saat Bangun
Prabowo Ungkap Banyak Menteri Khawatir Masuk Kabinetnya: Katanya Saya Galak
Benarkah Meniup Terompet Tahun Baru Memancing Malaikat Israfil Tiup Sangkakala Kiamat? Buya Yahya Menjawab
Prabowo: Koruptor Tak Rela Pemerintah Bersih-bersih, Kita Dibikin Isu Ini dan Itu
Nasi Ulam, Warisan Kuliner Betawi Unik dan Menggugah Selera
Temui Ratusan Ulama di Kudus, Ma’ruf Amin Minta Kiai Tak Abai Politik
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Minggu 29 Desember 2024
Prabowo soal Pertemuan dengan Ketua Umum Parpol KIM di Kertanegara Sabtu Sore
Gaya Modis Putri Charlotte di Acara Natal Kerajaan Inggris, Ikuti Selera Mode Kate Middleton
Liburan Tahun Baru di Bali, Ini 5 Tempat yang Bisa Jadi Pilihan
Kisah Wali Ditegur karena Uzlah dari Ingar-bingar Dunia, Kenapa? Gus Baha Ungkap Alasannya