Jutaan Liter Air Telah Dikucurkan Demi Padamkan Asap

Pemerintah maksimal padamkan asap melalui operasi udara dan darat.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 01 Okt 2015, 18:53 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2015, 18:53 WIB
Setelah Bandara, Kabut Asap di Jambi Usik Pelabuhan
Jarak pandang di Pelabuhan Talang Duku, Jambi, Jumat pagi ini hanya mencapai sekitar 100 meter.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah berupaya maksimal untuk memadamkan asap hasil kebakaran lahan di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Operasi udara sudah dilakukan, dengan menyiram titik api dengan jutaan liter air.

"Kita sudah lakukan operasi udara dan darat. Dari udara, kita sudah melakukan water bombing jutaan liter air," kata Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup MR Karliansyah, dalam acara Sensi Talk bertema Terperangkap Kabut Asap, di Studio SCTV, Jakarta, Kamis (1/10/2015).

Karliansyah menjelaskan di Riau telah dikucurkan 24 juta liter air, Sumatera Selatan 18,6 juta liter air, Jambi 3,29 juta air, Kalimantan Barat 3,23 juta liter air, Kalimanten Selatan 3,32 juta liter, dan Kalimantan Tengah 650 ribu liter air.

Selain itu, juga telah dilakukan modifikasi cuaca. Karliansyah mengatakan pemerintah telah menyebar ribuan ton garam ke awan untuk mendatangkan hujan.

"Di Riau sudah 134 ton garam disebar, di Sumsel 64,3 ton garam, Jambi 2,4 ton garam, Kalbar 35 ton garam, dan di Kalteng 2,4 ton garam," tutur dia.

Karliansyah juga menambahkan operasi darat untuk pemadaman api juga sudah dilakukan. Caranya dengan menyemprotkan titik api dengan air memakai selang dari mobil pemadam kebakaran. "Upaya begitu selama 1 jam paling memadamkan asap seluas 5 meter persegi," tandas dia.

Sejauh ini, lanjut Karliansyah, sudah 3 perusaahan dibekukan karena berperan membakar lahan dan menyebabkan bencana asap ini. Mereka adalah PT Waringin Argo Jaya dan PT Tempira Palm Resourcesyang bergerak di perkebunan sawit di Sumatera Selatan, serta PT Langgam Inti Hibrida yang juga bergerak di perkebunan sawit di Riau. Sementara 1 perusaah dicabut IUP HPH yakni PT Hutani Sola Lestari. (Alv/Mut)

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya