HUT ke-70 TNI di Papua Diwarnai Atraksi Perang Suku

Biasanya perang antarsuku di Papua terjadi karena masalah perempuan dan pencurian.

oleh Katharina Janur diperbarui 05 Okt 2015, 20:22 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2015, 20:22 WIB
20151003-HUT-TNI-kE-70-Banten
Pesawat membawa spanduk bertulis "Dirgahayu TNI ke 70" saat gladi bersih di Dermaga Indah Kiat, Cilegon, Banten (3/10/2015). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jayapura - Perayaan HUT ke-70 TNI di Tanah Papua diwarnai perang antarsuku. Namun peristiwa itu hanya terjadi dalam aksi teatrikal yang digelar Kodam XVII/Cendrawasih.

Dalam teatrikal ini, terjadi perang suku antara suku Lany dengan suku Walak yang bermukim di wilayah Pengunungan Papuadan. 

Teatrikal ini ditunjukkan bahwa selama perang suku di Papua, aparat keamanan selalu menjadi penengah atau pendamai dalam penyelesaian perselisihan adat di Papua. Biasanya perang antarsuku di Papua terjadi karena masalah perempuan dan pencurian.

Dalam teatrikal perang suku ini juga diperlihatkan Yokke yang menculik istri kepala suku Walak yang bernama Foke untuk dijadikan istri keduanya. Ketika Suku‎ Dani mengetahui hal itu, terjadilan perang yang mengakibatkan jatuhnya korban meninggal dari kedua belah pihak.

Untuk menghentikan perang suku itu, Babinsa dan Polisi masyarakat (Pomas) turun mendamaikannya. Peran TNI juga diharapkan sebagai pihak pendamai bagi masyarakat.

"Menjaga stabilitas gangguan keamanan di Bumi Cenderawasih adalah peran semua pihak, begitu juga dengan menjaga kedamaian antarsuku di Papua," kata Panglima Kodam XVII/Cenderwasih, Mayjen TNI Hinsa Siburian di Jayapura, Senin (5/10/2015).

Dalam HUT TNI kali ini, ratusan warga diperbolehkan ikut menonton proses upacara yang dilakukan di Lapangan Frans Kaisepo Makodam Cenderawasih.

"Kegiatan ini bagus sekali. Saya baru pertama melihat upacara HUT TNI yang melibatkan semua unsur di Papua. Apalagi kami juga bisa melihat dari dekat defile pasukan peserta upacara dan alutsista yang dimiliki TNI di Papua," kata seorang warga di Kota Jayapura Maria. (Ali/Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya