Mensos: Pemulihan Psikis Bocah Korban Asusila Tak Bisa Simsalabim

Khofifah khawatir, jika pemulihan belum tuntas maka dampaknya akan muncul saat bocah korban asusila tumbuh dewasa.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 10 Okt 2015, 05:54 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2015, 05:54 WIB
Ilustrasi Pencabulan
Ilustrasi Pencabulan (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa meminta agar korban pelecehan asusila anak terus mendapat perhatian. Hal itu karena kejahatan asusila atau pencabulan terhadap anak dapat menimbulkan trauma psikis yang sangat dalam bagi korbannya.

Khofifah menganggap, selama ini seringkali permasalahan korban dianggap ‎selesai begitu mendapat terapi psikologi. Padahal proses pemulihan psikis anak tidak bisa serta-merta berhasil begitu saja tanpa dukungan lingkungan dan pihak lain.

"Ada hal yang seringkali dianggap sudah selesai padahal proses recovery psycho social itu tidak bisa simsalabim," ujar Khofifah saat mengunjungi keluarga bocah korban pencabulan di Kelapa Gading Timur, Jakarta Utara, Jumat (9/10/2015) malam.

Khofifah khawatir, jika pemulihan belum tuntas maka dampaknya akan muncul saat korban tumbuh dewasa. ‎"Yang tidak bisa diprediksi adalah kemungkinan cederanya, kemungkinan traumanya kemungkinan terjadi proses yang sama dari recovery yang belum selesai dilakukan. Jadi (dampaknya) akan muncul beberapa tahun kemudian‎."

Karena itu, mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan era Abdurrahman Wahid atau G‎us Dur itu berharap keluarga dan lingkungan terdekat memahami kondisi si anak. Orang-orang terdekat, terutama keluarga harus memberikan pengawalan dan perhatian khusus kepada bocah korban pencabulan.

"Oleh karena itu proses recovery psycho social ini harus terus dipahami, disadari, dan dilakukan pengawalan terutama oleh keluarga-keluarga terdekat. Sehingga jika ada perubahan baik sikap, sifat, dan perilakunya maka yang bisa deteksi paling awal adalah keluarga," tandas Khofifah. (Ans/Mar)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya