Hutan Gunung Semeru Terbakar, 48 Pendaki Dievakuasi

Kebakaran yang melanda hutan di Gunung Semeru, Jawa Timur, menyebabkan sekitar 48 pendaki terisolasi di kawasan taman nasional tersebut.

oleh Zainul Arifin diperbarui 23 Okt 2015, 13:25 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2015, 13:25 WIB
Dikonservasi, Jalur Pendakian Gunung Semeru Ditutup Sementara
Jalur pendakian Gunung Semeru ditutup sementara guna konservasi.

Liputan6.com, Malang - Kebakaran yang melanda hutan di Gunung Semeru, Jawa Timur, menyebabkan sekitar 48 pendaki terisolasi di kawasan taman nasional tersebut. Mereka kini dalam proses evakuasi turun menuju Ranupane oleh petugas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS).

Berdasarkan data BB TNBTS, Kamis 22 Oktober 2015, sekitar pukul 22.00 WIB ada 12 pendaki yang berada di Kalimati dan 36 pendaki di Ranu Kumbolo. Pagi tadi seluruhnya diisolasi di Ranu Kumbolo dan dievakuasi turun oleh petugas menuju Ranupane.

"Posisi pendaki itu pagi tadi diisolasi di Ranukumbolo. Sekarang dalam proses dievakuasi turun oleh petugas kami," kata Kepala BB TNBTS, Ayu Dewi Utari di Malang, Jawa Timur, Jumat (23/10/2015).

Proses evakuasi para pendaki menuju Ranupane saat ini masih berlangsung.

Ayu menambahkan, api masih membakar vegetasi di kawasan Watu Rejeng, Pos III, Pos IV. Kemarin, api telah melahap sekitar 10 hektare hutan di kawasan itu. Sampai saat ini, si jago merah belum berhasil dipadamkan.

"Api belum berhasil dipadamkan, sekarang petugas dibantu masyarakat sekitar berupaya memadamkan," tandas Ayu.

Untuk menghindari kejadian yang tak diinginkan di Semeru, gunung tersebut sengaja disterilkan dari aktivitas pendakian.

Sejak Kamis 22 Oktober, BB TNBTS menutup Gunung Semeru untuk jalur pendakian. Para pendaki yang sudah telanjur berada di dalam kawasan taman nasional itu dievakuasi melalui jalur Ayek-ayek yang lebih aman menuju Ranupane.

Kebakaran terjadi diduga karena api unggun yang belum dimatikan dengan sempurna oleh pendaki. Karena itu, angin kencang membakar semak mengingat kondisi tanaman mengering karena musim kemarau. (Ndy/Mvi)*

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya