Liputan6.com, Padang - Pemerhati dan pengamat burung-burung migrasi, Wilson Navarino menyayangkan perburuan burung-burung migrasi yang melewati Sumatera Barat. Padahal fenomena langka itu dinilai dapat dijadikan destinasi wisata.
"Perburuan tentu sebaiknya dihentikan, namun perlu dikaji lebih saksama apa yang mendorong orang untuk berburu. Jika hal tersebut dilakukan untuk kelangsungan hidupnya, perlu pula dipikirkan jalan keluar untuk masyarakat," jelas Wilson kepada Liputan6.com di Padang, Senin (9/11/2015).
Baca Juga
Menurut Wilson, perlu peran yang tegas dari pemerintah dalam melindungi migrasi burung. Sebab, ini menyangkut keberlangsungan makhluk hidup dan ekosistem yang ada. Perlindungan unggas tersebut sebenarnya telah dikokohkan dalam Convention on Migratory Species (CMS). Namun sampai saat ini Indonesia belum meratifikasinya.
Advertisement
"Salah satu amanah dari konvensi tersebut adalah kita ikut mencegah terjadinya perburuan. Namun jika perburuan adalah untuk hobi atau bukan untuk kelangsungan hidup, perburuan perlu ditindak dengan tegas," jelas Wilson.
Baca Juga
Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Andalas (Unand) itu menjelaskan migrasi burung sebenarnya merupakan berkah. Jika bisa memanfaatkannya dengan baik, bisa bernilai ekonomis yang sangat besar.
Wilson mencontohkan bagaimana di Malaysia, migrasi burung menjadi objek wisata dan menghasilkan pemasukan yang lumayan besar bagi masyarakat sekitar.
"Tepatnya di Tanjung Tuan, setiap tahun mereka mengadakan Minggu Pengamatan Helang-Raptor Wacth Week yang merupakan salah satu event wisata. Pada minggu tersebut orang berdatangan ke Tanjung Tuan hanya untuk melihat elang bermigrasi," ungkap dia.
Selain itu, hasil penelitian salah satu mahasiswanya tentang migrasi burung di Pulau Rupat menyebutkan bahwa aksi para burung tersebut bisa menjadi daya tarik pengembangan wisata di pulau tersebut.
"Hasil penelitian menunjukkan besarnya peluang pengembangan wilayah Pulau Rupat untuk wisata pengamatan burung bermigrasi. Hal yang sama tentunya sangat berpotensi kita kembangkan di Sumbar, sehingga kita bisa memanfaatkan kehadiran burung migran tanpa mengganggu keberadaan mereka," pungkas Wilson. (Ali/Mut)*