Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) mengaku tidak hanya mendapat surat yang mengatasnamakan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Setya Novanto, tetapi juga dari anggota DPR lain. Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, pihaknya menyerahkan tugas kepada tim forensik untuk membukti keabsahan surat tersebut.
"Saya enggak peduli itu yakin dari Setya Novanto atau tidak. Yang aslinya itu enggak terlalu tanggapi. Saya juga enggak kenal. Saya profesional saja. Apakah ini suratnya Setya Novanto atau bukan, itu urusan forensik lah untuk buktikan," kata Bambang, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Jumat (20/11/2015).
Menurut dia, jika surat tersebut mengatasnamakan instansi, kop surat berada di pojok kiri dengan mencantumkan nomor surat. Sedangkan, kop surat pribadi anggota DPR berada di tengah.
Pertamina menerima surat dengan kop surat berada di tengah yang tidak hanya mengatasnamakan Setya Novanto. Namun, perusahaan plat merah itu tak menanggapi.
"Kalau anggota DPR, punya kop surat sendiri di tengah, bukan di pinggir kiri. Bukan satu-satunya surat Setya Novanto yang seperti itu. Ada yang lain juga. Bagi saya enggak pengaruh. Ada yang lain pernah," ungkap dia.
Baca Juga
Bambang enggan menyebutkan ketika ditanyakan anggota DPR lain yang melayangkan surat.
"Mau di kiri, di tengah, dan di kanan, kalau surat resmi DPR kan dikirim dengan nomor DPR. Tapi, kalau surat pribadi anggota masing-masing ya punya. Ada banyak yang punya," tutup Bambang.
Beredar surat yang diduga berasal dari Ketua DPR Setya Novanto yang ditujukan kepada Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto. Surat itu disebut-sebut terkait adendum permintaan bantuan jasa penerimaan, penyimpanan, dan penyerahan bahan bakar minyak (BBM) di PT Pertamina dan PT Orbit Terminal Merak.
Kepala Bagian Tata Usaha Ketua DPR Hani Tahapari menanggapi beredarnya surat tersebut. Menurut dia, pihaknya tidak pernah mengeluarkan surat untuk PT Pertamina yang bertanda tangan Setya Novanto.
"Surat yang beredar ini tidak pernah kami keluarkan. Sebelumnya juga surat ini tidak pernah kami lihat," tutur Hani. (Din/Mut)