Liputan6.com, Jakarta - Septiyan alias Pian (23), pengemudi Go-Jek tewas setelah ditikam kawanan preman yang biasa mangkal di area parkir pusat perbelanjaan di Sunter, Jakarta Utara. Beberapa saksi sempat mengira, korban yang menjadi bulan-bulanan kelompok preman itu adalah maling.
Keterangan beberapa saksi yang diperiksa polisi, tidak ada yang berupaya melerai cekcok antara para pelaku dan korban, lantaran awalnya mereka mengira korban adalah maling motor yang tengah dikejar pelaku.
Baca Juga
"Saksi T yang merupakan karyawan karaoke, tahunya orang itu (korban) maling yang tengah dikejar para pelaku," kata Kepala Polsek Tanjung Priok Komisaris Tumpak Simangunsong, Jakarta Utara, Kamis (10/12/2015).
Advertisement
Empat saksi lainnya yang dimintai keterangan adalah L petugas keamanan pusat perbelanjaan, N dan A tukang parkir tempat karaoke, dan H yang mengevakuasi korban ke rumah sakit.
Dari hasil penyelidikan kepolisian di lokasi kejadian, penyidik menemukan beberapa barang bukti yang diduga digunakan pelaku dalam kejahatannya.
Barang bukti yang diamankan berupa 1 buah balok kayu, kaca spion motor yang pecah, dan sarung badik. Namun, badik yang diduga digunakan untuk menikam korban belum ditemukan.
Peristiwa berdarah tersebut berawal saat kakak korban, Suhardi, menerima order untuk mengambil makanan di salah satu resto di Mal Sunter. Saat hendak keluar, Suhardi terlibat adu mulut dengan juru parkir.
"Kita setiap ambil order ke sini enggak bayar parkir karena resto itu enggak masuk ke zona parkir mal. Biasanya cuma klakson dan bilang 'makasih Bang' sudah kelar urusan. Tapi kali ini si juru parkir minta dan maksa saya," kata Suhardi.
Menghindari cekcok, Suhardi akhirnya mengalah dan berniat membayar parkir. Belum beranjak dari bangku motor, wajah Suhardi langsung dibogem salah satu juru parkir.
"Saya tadi mau ambil uang di kantong, belum diambil malah ditonjok, pelipis kiri saya robek," ungkap Suhardi.
Suhardi lalu mencari bantuan ke pangkalan Go-Jek yang tidak jauh dari lokasi kejadian. Namun, tidak ada respons yang diterima.
"Makanya saya panggil adik saya Pian, kebetulan ada di sekitaran Sunter. Dia datang sama temannya Izul. Kita bertiga ke lokasi nyari sekaligus," tutur dia.
Baru sampai di parkir tempat karaoke, Suhardi langsung dihajar kayu balok yang mendarat di kepala bagian kiri. Kalah jumlah dengan pelaku, Suhardi dan adiknya mengambil langkah seribu.
"Tadi saya sendiri naik motor. Adik saya (Pian) dibonceng sama temannya. Saya juga lihat adik saya dipukulin sama mereka, dibalok juga tapi saya langsung menghindar jumlah mereka banyak," ujar Suhardi.
Dia lalu berupaya menyelamatkan sang adik. Namun, ketika sampai di pintu pusat perbelanjaan korban sudah tergeletak dan bersimbah darah.
Selain luka di kepala, korban juga mengalami luka parah di paha kanan bawah. Korban lalu dievakusai ke rumah sakit terdekat namun nyawanya tidak tertolong.
"Saya masih ingat muka pelaku. Saya mau dia diadili seadil-adilnya," harap Suhardi.