Bahrun Naim Pernah Rencanakan Teror Saat Obama di Jakarta

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian menyatakan, Muhammad Bahrun Naim bukanlah teroris baru.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 15 Jan 2016, 15:30 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2016, 15:30 WIB
20160112-Pidato Kenegaraan Terakhir Presiden Obama di Depan Kongres-Washington
Presiden AS, Barack Obama melambaikan tangan seusai menyampaikan pidato kenegaraan tahunan di hadapan parlemen di Washington, Selasa (12/1). Pidato ini merupakan pidato SOTU terakhir Obama setelah menjabat selama dua periode. (REUTERS/Evan Vucci/Pool)

Liputan6.com, Jakarta - Bahrun Naim diduga menjadi dalang dalam aksi teror bom di Jalan MH Thamrin, Jakart Pusat. Dia juga pernah terlibat aksi teror di Jakarta, yaitu mengancam Presiden Amerika Serikat, Barack Obama yang akan ke Jakarta.

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengungkapkan, Bahrun Naim pernah ditangkap saat melancarkan aksi teror tersebut pada 2010.

"Bahrun Naim itu pernah ditangkap saat Obama ingin datang ke Jakarta," kata Badrodin di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Jumat (15/1/2016).

Ketika itu, Barack Obama berencana berkunjung ke Jakarta. Namun lantaran ada insiden pencemaran minyak di Teluk Meksiko, Obama membatalkan kunjungannya.

Badrodin menegaskan, ada dugaan Bahrun Naim berada di balik serangan bom bunuh diri di Pos Polisi Sarinah dan gedung Wisma Cakrawala, khususnya di kedai kopi Starbucks, Jalan MH Thamrin.

Berdasarkan deteksi yang dilakukan tim Detasemen Khusus 88 Antiteror, terindikasi ada perintah penyerangan dari Bahrun Naim. "Dari deteksi yang kami lakukan betul ada perintah dari sana (Bahrun Naim)," tegas Badrodin.

Teror Jakarta terjadi di kawasan Sarinah, Jl MH Thamrin pada Kamis 14 Januari. 6 Ledakan bom dan baku tembak senjata api menewaskan 1 WNI dan 1 warga Kanada. Serta melukai 24 orang, termasuk 5 polisi dan 4 warga asing. 5 Teroris tewas.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian menyatakan, Muhammad Bahrun Naim bukanlah teroris baru. Ia pernah ditangkap pada 2011 dan ditahan atas kasus kepemilikan peluru dan terkait jaringan teror di Jawa Tengah. Dia diganjar 2,5 tahun penjara. Pada Juni 2012, dia menghirup udara bebas.

Setelah bebas, pada 2014 Bahrun berangkat ke Suriah dan bergabung dengan ISIS di Raqqa, pusat pemerintahan ISIS. Walau saat ini menetap di Suriah, namun Bahrun Naim mempunyai pengaruh yang cukup besar di sebagian wilayah Jawa Tengah dan pernah bergabung dengan jaringan teroris Santoso di Poso.

"Di Jawa dan Sulawesi cukup berpengaruh, ia bagian dari Jaringan Poso," ungkap Tito.

Bahrun Naim, lanjut Tito, merupakan tokoh terpandang di kelompok ISIS. Sebagai pimpinan di wilayah Asia Tenggara, ia ingin mendirikan cabang ISIS di Indonesia yang dinamakan Khatibah Nusantara. Dengan didirikannya Khatibah Nusantara, dapat membuat namanya semakin bersinar di kalangan ISIS, khususnya di wilayah Asia Tenggara. ‎

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya