Liputan6.com, Jakarta - Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian mengaku teror Thamrin yang terjadi pada 14 Januari 2016 sempat membuat kasus kopi 'maut' Mirna terhambat penyidikannya. Karena para penyidik difokuskan untuk mengungkap jaringan-jaringan teroris yang di wilayah ibu kota dan sekitarnya.
Namun saat ini, konsentrasi polisi sudah dipecah kembali untuk mengungkap kasus-kasus besar yang ditangani Polda Metro Jaya, termasuk kasus kopi maut Mirna.
"Ini kemarin kan ada kasus bom. Ini semua fokus ke situ (bom) dan sekarang sudah dipecah lagi kekuatan ke situ (kasus Mirna)," jelas Tito di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Senin (18/1/2016).
Baca Juga
Lalu bagaimana perkembangan pengusutan kasus Mirna?
"Masih penyelidikan. Nantilah kalau sudah terungkap kita sampaikan ke publik. Daripada sepotong akan enggak karuan.‬ (Calon tersangka) Jangan spekulasi. Kalau sudah terungkap akan disampaikan. Doakan saja," ujar Tito.
Wayan Mirna Salihin meregang nyawa setelah meminum Es Kopi Vietnam di Olivier Cafe, West Mall, Grand Indonesia Shopping Town, Jakarta Pusat pada Rabu 6 Januari 2015). Perempuan yang baru saja dinikahi Arief Sumarko ini diduga diracun dengan sianida.
Saat itu Mirna berencana menghabiskan waktu petang dengan ngopi cantik bersama dua sahabatnya, Hani dan Jessica Kusuma Wongso.
Jessica yang memesan tempat beserta minuman datang 40 menit lebih awal. Setelah itu Mirna dan Hani menyusul sekitar pukul 17.25 WIB. Saat duduk dan menyeruput es kopi Vietnam, tubuh Mirna seketika kejang dan mulutnya berbusa.
Mirna lalu dilarikan ke RS Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat namun nyawanya tak tertolong.