Agung: Rapimnas Kubu Ical Tak Ada Kaitan dengan Tim Transisi

Agung berujar, hingga saat ini Tim Transisi yang diketuai JK itu belum mengadakan rapat atau pun pertemuan.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 22 Jan 2016, 10:45 WIB
Diterbitkan 22 Jan 2016, 10:45 WIB
20151217-Agung Laksono Siapkan Nama Pengganti Setya Novanto-Jakarta
Ketua Umum Golkar Munas Ancol Agung Laksono memberikan keterangan di Jakarta, Kamis (17/12/2015). (Liputan6com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Ancol, Agung Laksono menegaskan rapat pimpinan nasional yang digelar oleh kubu Aburizal Bakrie atau Ical tidak ada kaitannya dengan Tim Transisi.

Pengurus DPP Partai Golkar versi Munas Bali memang akan menggelar rapimnas pada 23-25 Januari 2016 mendatang di kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat. Sebelum rapimnas, Ical melapor ke para tokoh senior Golkar termasuk Wapres Jusuf Kalla sebagai Ketua Tim Transisi dan BJ Habibie.

"Perlu saya luruskan berita tentang rapimnas 23-25 Januari 2016, itu adalah rapimnas yang diselenggarakan oleh Golkar kubu Ical atau Bali tidak ada kaitan sama sekali dengan Tim Transisi. Rapimnas tersebut urusan dan tanggung jawab mereka sendiri," kata Agung saat dihubungi di Jakarta, Jumat (22/1/2016).

Agung berujar, hingga saat ini Tim Transisi yang diketuai JK itu belum mengadakan rapat atau pun pertemuan. Oleh karenanya Agung mengimbau para kader yang mendukung munas persatuan Golkar tak hadir dalam rapimnas tersebut.

"Sikap kita (Munas Ancol) menghormati putusan Mahkamah Partai Golkar yang menunjuk Tim Transisi berjumlah 11 orang untuk mempersiapkan Munas Partai Golkar selambat-lambatnya bulan Maret 2016," ujar Agung.

Lawan Kodrat

Bendahara Umum Partai Golkar hasil Munas Bali, Bambang Soesatyo mengatakan, pihaknya tak mempermasalahkan penolakan dari Agung Laksono tersebut.

"Kalau Agung enggak mau, urusan dia. Pak JK sudah komunikasikan ke Pak Agung agar semuanya hadir. Maka dia melawan kodrat," kata Bambang.


Ketua Komisi III DPR ini menuturkan, pihaknya telah meminta restu terhadap beberapa tokoh senior Golkar tersebut.‎ Apalagi, kata dia, rapimnas yang digelar tidak untuk menentukan siapa yang berhak untuk memimpin Golkar.

"Bagaimanapun juga Pak JK mahkota Golkar begitu juga Pak Akbar. Apa pun saran terbaik mereka baru kita laksanakan begitu juga dengan (saran) Pak Habibie sore hari yang lalu ketemu Habibie dan sorenya lagi ketemu Pak JK. Kalau kita mau menang-menangan nggak ada urusan. Tapi bukan itu," tutur dia.

Pria yang akrab disapa Bamsoet ini berujar, rapimnas nanti adalah momen persatuan seluruh kader Golkar yang sempat terpecah karena dualisme kepemimpinan antara kubu Aburizal Bakrie dengan kubu Agung Laksono. Apalagi, kata dia, penyelenggara rapimnas adalah para pengurus Golkar hasil Munas Riau dan di dalamnya ada Agung Laksono sebagai pengurus.

"Rapimnas kali ini merupakan momen penting bagi kami, rapimnas ini jadi jembatan emas rekonsiliasi Golkar kesepakatan Ical, Habibie dan JK kemarin ini. Penyelenggara rapimnas ini munas Riau (termasuk) Agung Laksono," ujar dia.

Jika nanti dalam rapimnas para DPD Golkar menghendaki digelarnya munas untuk menyatukan Golkar, lanjut dia, maka DPP harus segera menindaklanjutinya.

"Kalau ada keputusan menyelenggarakan munas, tergantung DPD I yang hadir, maka kepanitiaannya haruslah kepanitiaan Munas Riau, Ancol dan Bali. Itu jalan keluar yang elegan, munas dengan dasar mahkamah partai pasti ada perdebatan lagi. Ketum tidak bisa apa-apa kalau DPD I menghendaki munas," kata Bamsoet.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya