Liputan6.com, Jakarta - Jessica Kumala Wongso saksi kunci kasus kematian Wayan Mirna Salihin membantah dirinya memiliki akun Facebook dan memposting screenshot percakapannya dengan Hanny, Mirna dan seorang lagi kawan mereka.
Jessica mengatakan, sejak marak pemberitaan dirinya, banyak orang tak bertanggung jawab membuat akun Facebook palsu menggunakan namanya. Ia pun tak mengetahui siapa dan apa maksud orang tersebut memposting screenshot percakapan dengan caption 'Yes I did it'.
"Saya nggak punya Facebook sudah lama. Sempet punya tapi sudah nggak main lagi karena pernah ada yang ambil-ambil foto saya," kata Jessica kepada Liputan6.com di SCTV Tower, Senayan, Jakarta, Kamis 28 Januari 2016.
Ia mengaku terakhir kali aktif bermain Facebook pada tahun 2011. Setelah itu ia tak pernah tertarik mengikuti tren media sosial seperti Twitter, Instagram dan Path. Ia mengungkapkan karakter dirinya yang sangat menghargai privasi dan lebih nyaman menjaga privasinya.
"Saya nggak terlalu suka ngikutin sosmed apa yang lagi booming karena menurut saya hidup saya itu private," ujar perempuan 27 tahun ini.
Baca Juga
Meski membantah akun Facebook tersebut miliknya, namun Jessica mengakui isi dalam percakapan itu benar adanya, bahwa ia memang sempat menanyakan apotek atau klinik di Grand Indonesia (GI).
Advertisement
Jessica beralasan ia ingin membeli vitamin D untuk mengobati sakit lambungnya yang terkadang kambuh.
"Iya itu saya. Saya mau beli vitamin D karena kan saya ada sakit lambung ya. Nah kalau di Australia kan pakai resep dokter. Saya mau tanya di sana (GI) ada apa nggak klinik. Mau tanya-tanya di Indo gimana belinya," jelas Jessica.
Terkait postingan tersebut yang akhirnya menimbulkan prasangka buruk di masyarakat terhadap dirinya, Jessica hanya sedikit berkomentar.
"Nggak tahulah ya siapa yang bikin, sebar-sebarin kaya gitu, mengait-ngaitkan percakapan klinik dan keracunannya Mirna."
Bantah Kerja di Perusahaan Kimia
Jessica Kumala Wongso dan penasihat hukumnya Yudi Wibowo kompak membantah pernyataan polisi yang mengatakan Jessica pernah bekerja di perusahaan kimia saat di Sydney, Australia.
Jessica mengatakan, perusahaan tempatnya bekerja adalah perusahaan ambulans yang tak memiliki hubungan dengan zat-zat yang membahayakan kesehatan orang atau beracun seperti sianida.
"Nggak (pernah di perusahaan kimia). Itu perusahaan ambulans ya, buat nolong orang. Tidak ada menyimpan atau berhubungan dengan zat-zat yang membahayakan," kata Jessica.
Penasihat hukum Jessica, Yudi pun meluruskan pemberitaan di beberapa media tentang pembenaran Jessica bekerja di perusahaan kimia. Ia merasa tak pernah sekali pun memberikan pernyataan tersebut dan berniat akan mensomasi media yang menulis kutipan fiksi itu.
"Nggak benar itu. Saya nggak pernah bilang begitu," kata Yudi.
Polisi membenarkan kabar tentang latar belakang Jessica yang pernah bekerja di perusahaan kimia saat tinggal di Australia. Hal itu dibeberkan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Mohammad Iqbal.
"Iya (kerja di perusahaan kimia)" singkat Iqbal di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu 27 Januari 2016.