Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi III DPR Masinton Pasaribu diduga memukul asisten pribadinya, Dita Aditia Ismati. Kasus dugaan penganiayaan ini sudah dilaporkan ke Bareskrim Polri pada 30 Januari lalu.
Dengan mata kanan yang masih lebam, Dita bersama rekannya menyambangi kantor Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), usai melapor ke Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia Untuk Keadilan (LBH-APIK).
Seperti pantauan Liputan6.com, Senin (1/2/2016), kehadiran Dita disambut baik para komisioner Komnas Perempuan tersebut. Pertemuan yang berlangsung tertutup itu berlangsung kurang lebih 2 jam.
Namun, tak banyak komentar yang terlontar dari wanita kelahiran 1988 itu. "No comment ya, no comment," ujar Dita seraya menangis, dan bergegas memasuki mobilnya.
Baca Juga
Komisioner Komnas Perempuan Indriati Suparno mengatakan, kehadiran Dita adalah mengadukan dugaan kekerasan yang dialaminya. Namun, pihaknya tak bisa membantu banyak.
"Karena sudah diproses hukum, maka dukungan kita komunikasi dengan pihak-pihak yang sudah didatangi korban," tutur Indriati di kantornya.
Terkait rencana memediasi antara Dita dan Masinton, Indriati menyebut tidak ada. "Tidak, tidak ada permintaan seperti itu, karena dia hanya minta dukungan terhadap kasus," ujar dia.
"Karena mereka sudah mengadukan ke LBH dan Mabes Polri. Otomatis yang kami lakukan hanya memberi dukungan, terutama untuk komunikasi dengan Mabes Polri," sambung Indriati.
Di tempat yang sama, Sekretaris DPW Partai Nasdem DKI Jakarta Wibi Andrino mengatakan, dengan adanya keterlibatan Komnas Perempuan, membuktikan kasus ini tidak ada kaitan muatan politik.
"Supaya enggak dipolitisir lah. Kita meminta support karena Komnas kan punya ruang lingkup pekerjaan yang sudah diatur. Bantuan, pastinya mengawal ini proses hukumnya. Tadi sudah dijelaskan semuanya," pungkas Wibi.
Dita melaporkan dugaan kasus penganiayaan ini ke Bareskrim Polri pada 30 Januari lalu. Dita sebelumnya mengaku dipukul Masinton hingga 2 kali di pelipis kanannya.
Masinton sendiri ketika dikofirmasi membantah melakukan dugaan pemukulan tersebut. Dia justru menduga ada motif politis di belakang pelaporan itu.
"Aku dituduh mukul dia, ini jelas pembunuhan karakter. Karena kejadiannya itu tanggal 21 Januari 2016, sudah mau sepuluh hari, terus tiba-tiba melakukan pelaporan ke polisi. Ya aneh," ujar Masinton, Sabtu 30 Januari lalu.