Kronologi Dugaan Pemukulan Versi Asisten Pribadi Masinton

Di dalam perjalanan, kata Dita, Masinton sempat memaki-maki dia hingga menangis.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 01 Feb 2016, 16:32 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2016, 16:32 WIB
Segmen 2: Kasus Masinton hingga Sindikat Penjual Ginjal
Dita melaporkan Masinton Pasaribu atas tindakan kekerasan terhadap dirinya, hingga lebam pada bagian mata. | via: Liputan6.com

Liputan6.com, Jakarta - Asisten pribadi Masinton Pasaribu, Dita Aditia Ismawati, melapor kepada kepolisian terkait kasus dugaan pemukulan yang dilakukan atasannya itu yang juga anggota Komisi III DPR.

Aspri untuk politikus PDI Perjuangan itu mengaku mengalami pemukulan 2 kali di matanya. Kejadian bermula saat Dita sedang berkumpul bersama temannya di Camden Bar, Cikini, Jakarta Pusat, pada Kamis 21 Januari lalu.

Namun, tiba-tiba Masinton menghubungi Dita dan menanyakan keberadaannya.

"Saya sedang kumpul dengan teman Nasdem di Camdem pukul 21.00 WIB, sekitar pukul 22.30 WIB. Kemudian dijemput oleh pelaku (Masinton)," ujar Dita di Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (LBH-APIK), Jakarta, Senin (1/6/2016).

Dita yang membawa mobil sendiri meminta sopir Masinton bernama Husni, untuk mengambil kendaraanya yang diparkir di kantor DPW Nasdem bilangan Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat. Dita lalu diajak ke mobil Masinton.

"Saya di dalam mobil dan pelaku menyetir. Karena sopirnya mengambil mobil saya," tutur dia.


Di dalam perjalanan, kata Dita, Masinton sempat memaki-maki dia hingga menangis. Pada saat itulah Masinton memukul wajahnya 2 kali.

"Saya sempat dibawa berputar-putar. Saya tak diizinkan pulang. Saya dimaki-maki, kemudian menangis. Di sanalah saya ditonjok 2 kali," beber Dita sambil menangis tersedu-sedu di depan awak media.

Usai berkeliling, Dita diantar Masinton ke apartemennya di kawasan Cawang, Jakarta Timur. Saat itu, sopir Masinton sudah tiba lebih dulu.

Belum sampai masuk ke apartemennya, Dita curhat kepada Husni terkait ulah majikannya. Husni menyarankan untuk dilakukan visum dan melaporkan kepada pihak kepolisian.

Dita akhirnya menghentikan taksi, dan melaporkan dugaan pemukulan oleh Masinton ke Polsek Metro Jatinegara. Di kepolisian, dia dianjurkan visum di Rumah Sakit Budi Asih.

Usai visum, Dita tidak langsung melapor ke Polsek Metro Jatinegara karena sudah larut malam. Dita lalu melapor ke Bareskrim Polri pada Sabtu 30 Januari 2016.

Ketika dikonfirmasi, Masinton membantah melakukan pemukulan kepada asisten pribadinya. Dirinya justru menduga ada motif politis di belakang pelaporan itu.

"Aku dituduh mukul dia, ini jelas pembunuhan karakter. Karena kejadianya itu tanggal 21 Januari 2016, sudah mau sepuluh hari, terus tiba-tiba melakukan pelaporan ke polisi. Ya aneh," ujar Masinton, Sabtu 30 Januari lalu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya