Kasus Masinton, MKD Koordinasi dengan Bareskrim Polri Pekan Depan

Soal Masinton yang sudah berdamai dengan Dita, MKD mengaku belum tahu.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 18 Feb 2016, 10:11 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2016, 10:11 WIB
20150902- Fraksi PDIP Tak Setuju Budi Waseso Dicopot-Jakarta- Masinton Pasaribu
Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDIP, Masinton Pasaribu saat memberikan keterangan pers di Ruang Fraksi PDIP, Senayan, Jakarta. (2/9/2015). Fraksi PDIP tak setuju Komjen Budi Waseso dicopot. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) mengunjungi 2 tempat untuk menyelidiki dugaan penganiyaan anggota DPR, Masinton Pasaribu, Selasa 16 Februari 2016. Pria dari Fraksi PDIP itu dituding melakukan pemukulan terhadap asisten pribadinya Dita Aditia.

Wakil Ketua MKD Sufmi Dasco mengatakan kunjungannya ke RS Mata Aini dan Bar Camden untuk mencari, mencocokkan, dan memverifikasi data.

"Kami sudah melihat tempat perawatan dan koordinasi dengan dokter di RS Aini dan kami ke Kafe Camden dan beberapa data kami kroscek, hasil dari kunjungan dan kami akan verifikasi," ungkap Sufmi di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Rabu 17 Februari 2016.

Dia mengatakan MKD akan berkoordinasi dengan Bareskrim Polri untuk mencocokkan data pada minggu depan. MKD tak bisa memastikan berapa persen kecocokan data karena memiliki keterbatasan, misalnya dalam rekonstruksi dan olah data.

Namun, MKD belum akan memanggil Masinton dan Dita. "Kalau panggilan belum bisa dipastikan karena perlu ada verifikasi sebelum pemanggilan, baik kepada pelapor yang dilaporkan dan saksi-saksi," ujar Sufmi.

Berdamai

Soal Masinton yang sudah berdamai dengan Dita, Sufmi mengaku belum tahu, sehingga pemeriksaan kasus ini tetap berjalan.

"Kalau menurut tata beracara, perdamaian harus dituangkan dalam suatu surat dan karena kemarin telah dilakukan pelaporan, maka dari itu juga harus ada pencabutan secara formal. Kalau belum ada (pencabutan laporan secara formal), maka kita anggap belum ada perdamaian dan proses terus berjalan," tandas Sufmi.

Sebelumnya, Masinton mengatakan mata Dita terkena gerakan tangan staf ahlinya, Abraham Leo. Hal itu tidak disengaja dan terjadi saat Abraham menyetir mobil.

Saat itu, Dita hendak diantar pulang dari sebuah bar karena mabuk. Kemudian Dita berteriak histeris, membesarkan volume radio, hingga terjadi insiden tiba-tiba merebut setir mobil staf Masinton tersebut.

Masinton justru menduga ada motif politis di belakang pelaporan itu. "Aku dituduh mukul dia (Dita), ini jelas pembunuhan karakter. Karena kejadiannya itu 21 Januari 2016, sudah mau 10 hari, terus tiba-tiba melakukan pelaporan ke polisi. Ya aneh," ujar Masinton, Sabtu 30 Januari 2016.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya