Kapolri Minta Warga Tak Takut Terkait Travel Advisor Australia

Kapolri Badrodin Haiti memastikan, polisi sudah mengantisipasi ancaman teror itu dengan baik.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 26 Feb 2016, 16:33 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2016, 16:33 WIB
20160210-Kapolri-Badrodin-Haiti-JT
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti meminta seluruh masyarakat untuk tidak takut melakukan segala aktivitasnya di Tanah Air. Pernyataan ini menyusul adanya peringatan dari Pemerintah Australia mengenai kemungkinan rencana serangan militan di Indonesia.

"Ada beberapa memang informasi yang kita terima. Tapi, saya pikir semua sudah kita antisipasi dengan baik, masyarakat tidak perlu takut," kata Badrodin di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Jumat (26/2/2016).

Menurut Badrodin, isu semacam itu tak perlu dibesar-besarkan. Pasalnya, pemerintah Australia hanya mengeluarkan travel advisory atau peringatan.

"Karena kalau travel advisory itu hanya peringatan untuk mengingatkan dan itu hak yang biasa itu bisa terjadi," tambah Badrodin.


Pascaperistiwa bom dan penembakan di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat pada pertengahan Januari 2016 lalu, sambung Badrodin, secara keseluruhan polisi berhasil mengungkap para pelaku teror dan pendukungnya. Meski ada beberapa pelaku terduga teror yang masih dalam perburuan Polri.

"Tentu punya rencana yang berbeda sehingga itu bisa dianggap menjadi satu masalah yang bisa ganggu keamanan. Oleh karena itu diberikan advisory atau saran kepada masyarakat Australia yang akan pergi ke Indonesia," ujar Badrodin.

Pemerintah Australia mengeluarkan peringatan mengenai kemungkinan serangan-serangan militan yang sedang direncanakan di Indonesia. Peringatan ini dikeluarkan hanya beberapa hari setelah Australia mengeluarkan peringatan serupa untuk Kuala Lumpur, Malaysia.

"Indikasi terbaru menunjukkan bahwa para teroris mungkin sedang dalam tahap lanjut mempersiapkan serangan-serangan di Indonesia," demikian bunyi travel advisory yang diposting di situs pemerintah Australia seperti dilansir kantor berita Reuters, Kamis 25 Februari 2016.

Belum ada keterangan lebih detail dari Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia mengenai peringatan tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya