Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengakui penertiban Kalijodo tidak sekeras penertiban di Pluit dan Kampung Pulo. Warga di 2 kawasan tersebut keras menolak langkah pemerintah provinsi. Meski demikian, tetap saja ancaman diterima mantan Bupati Belitung Timur ini.
"Dulu pernah ada ancaman waktu (penertiban) Waduk Pluit. Kalijodo enggak ada ancaman. Cuma ngancam mau pakai tanktop, terus bugil seribu PSK. Kan ternyata enggak ada. Sudah pada mau nonton semua tuh," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Selasa (1/3/2016).
Baca Juga
Menurut Ahok, kerja sama yang baik antara Pemprov DKI Jakarta, Polda Metro Jaya, dan Kodam Jaya dalam penertiban berbagai kawasan di Jakarta sangat baik. Sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
"Pembongkaran Kalijodo, Bukit Duri, dan Kampung Pulo, itu semua bisa berhasil karena Polda, Kodam, dan Pemda ini sangat baik kerja samanya.
Pemprov DKI Jakarta masih harus memenuhi syarat 33 persen Ruang Terbuka Hijau (RTH). Dan penertiban semacam Kalijodo akan diteruskan di seluruh wilayah yang seharusnya menjadi kawasan hijau.
"Saya bilang sama Kapolda, kita masih ada 30 persen RTH yang diduduki. Nah, kalau Polda terus back up, saya juga ketemu wakapolri, mereka menyatakan mendukung penuh. Jadi keberhasilan ini semua karena dukungan dari Polda, Polri, dan TNI," kata Ahok.
Terkait penambahan personel pengamanan di kediamannya, Ahok mengatakan bahwa hal tersebut wajar dilakukan oleh pihak kepolisian.
"Jadi kalau beliau jaga rumah saya, itu mah sudah protap. Dari dulu juga waktu rumah saya di Pluit juga dijaga," tutur Ahok.