Liputan6.com, Jakarta - Chamber hiperbarik di Gedung Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT) lama RSAL Mintohardjo, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat‎ terbakar. Peristiwa itu menelan 4 korban meninggal dunia.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal), Laksamana Pertama M Zainudin mengatakan, chamber yang terbakar itu tak begitu besar. Ruang itu hanya bisa menampung 4 pasien saja.
"Kalau ruang yang terbakar itu hanya menampung 4 orang‎," ucap Zainuddin saat dihubungi, Jakarta, Selasa (15/3/2016).Â
Advertisement
Baca Juga
Namun demikin, RSAL Mintohardjo juga punya ruangan serupa lain. Chamber itu berasal dari Spanyol dan dapat menampung lebih banyak orang. Antara 18 sampai 22 orang.
"Kami juga punya ruang chamber terbaru dari Spanyol. Daya tampungnya lebih banyak," ucap Zainuddin.
Zainuddin menerangkan saat tragedi tersebut, pihak RSAL Mintohardjo sempat kesulitan mengevakuasi korban. Sebab, ada kendala saat evakuasi dilakukan.
"Di lubang chamber sebenarnya ada kaca dan kelihatan aktivitas di dalamnya. Tapi tekanan oksigen murni membuat api cepat menyebar," kata dia.
Kebakaran terjadi di chamber hiperbarik Pulau Miangas, Gedung Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT) RSAL Mintohardjo, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Senin 14 Maret 2016 siang.
Dalam peristiwa tersebut, sebanyak 4 orang tewas, yakni mantan Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol (Purn) R Abubakar Nataprawira dan Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistyo, Edi Suwardi Suryadiningrat, dan Dimas Qadar Radityo yang keduanya belakangan diketahui merupakan besan dan adik dari menantu Irjen Pol (Purn) R Abubakar Nataprawira.