Menhan: 2 Korban Heli di Poso Sulit Dikenali karena Luka Bakar

Menteri Ryamizard mengatakan dirinya tak masuk ke dalam ruang jenazah karena tidak diperbolehkan.

oleh Audrey Santoso diperbarui 22 Mar 2016, 02:57 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2016, 02:57 WIB
20160321- Jenazah Korban Jatuh Heli TNI Tiba di RS Polri -Jakarta- Yoppy Renato
Mobil jenazah yang membawa korban jatuhnya helikopter TNI di Poso tiba di RS Polri, Jakarta, Senin (21/3/2016). Jenazah tersebut tiba dengan pengawalan ketat anggota polisi dan TNI. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mendatangi Rumah Sakit Polri Dokter Sukanto Kramatjati Jakarta Timur. Kedatangannya untuk mengecek proses identifikasi 13 jenazah anggota TNI Angkatan Darat (AD) dalam kecelakaan helikopter di Poso, Sulawesi Tengah.

Seluruh jenazah diterbangkan ke Jakarta pada Senin siang untuk menjalani proses identifikasi lanjutan oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri. Ryamizard mengatakan Tim DVI berhasil mengidentifikasi 11 jenazah, sementara 2 jenazah lainnya masih diperiksa untuk dipastikan identitasnya.

"Dari 13 jenazah sudah ketahuan 11 jenazah. Tinggal 2 lagi tapi kemungkinan cepat (teridentifikasi). Nanti malam sudah ketahuan siapa-siapanya. 2 Jenazah sisanya sudah ada namanya, tapi jangan disebar dulu," ujar Ryamizard di RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, Senin malam (21/3/2016). 

"Pemeriksaannya hanya dipastikan saja mereka yang mana. Pasti insya Allah malam ini akan ketahuan," sambung dia.

Kemudian Ryamizard menjelaskan alasan 2 korban sulit dikenali karena mereka menderita luka bakar hampir di seluruh badan. Namun ketika ditanyai apakah kondisi jasad terpisah-pisah bagian tubuhnya, Ryamizard menuturkan hampir seluruh jenazah dalam kondisi utuh.

"Kondisi korban sulit dikenali karena terbakar tapi rata-rata utuh (jasadnya). Ada yang satu patah-patah. (Bagian tubuh yang terbakar) disemuanya lah," tutur Ryamizard.

Ryamizard mengatakan dirinya tak masuk ke dalam ruang jenazah karena tidak diperbolehkan. Hal ini untuk mencegah efek trauma karena kondisi jasad para prajurit yang mengenaskan. Larangan melihat jenazah juga berlaku bagi keluarga korban sendiri.

"Saya sendiri tidak datang ke sana (kamar jenazah), karena memang tidak boleh. Karena kondisinya sangat menyedihkan. Saya rasa benar itu buat keluarga tidak boleh (lihat jenazah). Nanti trauma," terang Ryamizard.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya