Liputan6.com, Bogor - Uji coba sistem satu arah seputar Kebun Raya Bogor selama 4 hari, berdampak pada penurunan jumlah pengunjung wisata memberi makan rusa di sepanjang pagar Istana Bogor.
Biasanya, setiap Sabtu-Minggu mulai pukul 08.00-11.00 WIB, sepanjang trotoar depan Istana Bogor dipadati pengunjung keluarga untuk memberi makan kijang atau rusa totol. Namun Minggu ini terpantau hanya beberapa orang saja yang berwisata murah itu.
Rupanya, berkurangnya jumlah pengunjung disebabkan diterapkan uji coba sistem satu arah sejak Jumat 1 April lalu. Rata-rata pengendara melajukan kendaraannya dengan kecepatan tinggi.
"Mobil sama motor pada ngebut, mau nyeberang jadi sulit," keluh Erni Wahyuni, warga Sukasari, Bogor, Minggu (4/3/2016).
Selain sulit menyeberang, para pengunjung juga khawatir akan keselamatan jiwa terutama anak-anak mereka.
Baca Juga
"Ngeri mas, kalau ada anak-anak keluar dari trotoar bisa tertabrak," kata Yusniawati, pengunjung asal Cibinong itu.
Yusnia sengaja berkunjung ke Jalan Juanda bersama kedua anaknya untuk liburan akhir pekan dengan memberi makan rusa totol. Namun kali ini ia harus esktra mengawasi anak-anaknya agar tidak sampai hingga bahu jalan.
"Harusnya ada rambu-rambu untuk membatasi pengendara supaya tidak ngebut. Jangan sampai sistem satu arah ini malah membuat pejalan kaki atau pengunjung seperti kami ini jadi tidak nyaman," ucap ibu 3 anak itu.
Omzet Berkurang
Dampak diberlakukan uji coba sistem satu arah sesuai arah jarum jam, juga berdampak terhadap penurunan penghasilan bagi pedagang makanan rusa seperti wortel dan kangkung di sepanjang pagar Istana Bogor.
"Biasanya Sabtu-Minggu habis 30 iket wortel sama kangkung, sekarang paling 8 iket," kata Iyus pedagang makanan rusa.
Selain pedagang makanan rusa, penurunan pendapatan juga dirasakan oleh penarik delman yang biasa mangkal di depan Balai Kota Bogor dan Kantor Kejaksaan Negeri.
"Uji coba satu arah orang pada males keluar, karena masih bingung kali ya," kata Mumuh, penarik delman.
Advertisement