Liputan6.com, Jakarta - Persis pada Senin 11 April 2016, kawasan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, bakal rata dengan tanah. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tak akan tawar menawar atau dialog lagi, seperti yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012.
Meski 300 kepala keluarga sudah bertekad bakal pasang badan di kediaman mereka masing-masing, namun eskavator sudah siap menghantam rumah mereka. Ratusan personel TNI, polisi, dan Satpol PP juga sudah bersiaga.
Dalam programnya, Pemprov DKI menyediakan rumah susun sewa atau rusunawa gratis selama 3 bulan, bagi warga yang terkena penertiban ini.
Namun, karena Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok rajin menertibkan kawasan liar, membuat rusunawa tak mampu lagi menampung korban penggusuran.
"Warga yang terkena gusur akan dipindahkan ke rusun yang telah disediakan," kata Penjaga Posko Tiga Pilar, yang menjabat Kasi Sarana dan Prasana Umum Serta Lingkungan Hidup Yulianto di Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (10/4/2016).
"Namun hanya tinggal rusun Rawa Bebek saja yang masih kosong, selebihnya sudah penuh," sambung dia.
Yulianto menjelaskan, berdasarkan data di Posko Tiga Pilar, hingga 9 April 2016 terdapat 184 kepala keluarga (KK) yang sudah menempati Rusun Marunda. Sedangkan Rusun Kapuk Muara 8 KK, Rusun Tipar Cakung 3 KK dan Rusun Tipar Cakung Barat 3 KK.
Baca Juga
"Update yang kemarin udah ada 288 KK yang pindah ke rusun. Tadi udah ada 15 KK yang ke Rusun Rawa Bebek dan 12 KK yang sudah ngambil kunci. Untuk 3 KK lagi saya belum tahu, belum ada konfirmasi," kata dia.
Hanya Warga DKI
Advertisement
Berdasarkan pantauan Liputan6.com Minggu di lokasi, sebagian warga sudah meninggalkan kawasan tersebut. Namun, masih ada juga warga yang tetap bertahan meski penggusuran akan dilakukan Minggu pagi.
Menurut Yulianto, di Rusunawa Rawa Bebek menyediakan 250 unit hunian, sedangkan di rusun Marunda hanya 100 unit. Berdasarkan data Posko Tiga Pilar, hingga 9 April 2016, jumlah korban yang digusur Ahok tercatat 4.929 jiwa atau 1.728 KK.
"Untuk Rusun Marunda sudah penuh, yang dari sini ada 88 KK, Rawa Bebek masih sisa 70 hunian, KK yang udah ke sana 184 KK, warga yang dipindahkan ke Rusun Kapuk Muara 8 KK, Tipar Cakung 3 KK dan Tipar Cakung Barat 5 KK," papar dia.
Namun, Yulianto menyayangkan ketidaktahuan masyarakat yang menganggap mereka semua bakal dipindahkan dan difasilitasi. Padahal, hanya mereka yang memiliki KTP DKI Jakarta dan memiliki bangunan saja yang akan dipindahkan.
"Ada juga yang nyalahin kita karena kapasitas rusun yang sedikit. Ya memang gitu aturannya, yang dikasih cuma yang memiliki bangunan, bukan yang ngontrak," tandas Yuli.