Liputan6.com, Jakarta - Polisi masih mencari tahu pemilik 13 kilogram sabu yang dikirim ke salah satu universitas swasta di Jakarta Barat. Namun polisi memastikan tak ada keterlibatan kampus dalam sabu yang dibungkus dalam kemasan cokelat itu.
"Bukti-buktinya tak mengarah ke sana, kita masih dalam penyelidikan," terang Kasubag Humas Polres Jakarta Barat Komisaris Heru Julianto kepada Liputan6.com di Jakarta, Selasa (19/4/2016).
Menurut Heru, meski alamat yang tertera di bungkusan sabu itu adalah Universitas Binus, namun belum tentu pihak kampus terlibat.
"Kalau kampusnya kita tak bisa jawab. Namun, kalau itu (sabu) dialamatkan ke kawasan yang padat ditinggali mahasiswa, iya," jelas Heru.
Baca Juga
Kawasan yang dimaksud Heru adalah kawasan Kemanggisan Ilir, Rawa Belong, dan Anggrek Cakra. Penelusuran Liputan6.com ke kawasan-kawasan tersebut, memang dipadati permukiman warga, yang juga banyak menyediakan kos-kosan.
Kapolres Metro Jakarta Barat Komisaris Rudy Heriyanto Adi Nugroho mengatakan, pihaknya telah bekerja sama dengan kepolisian Tiongkok dan menangkap si pengirim.
Juru Bicara Binus Daniel Wiguna mengatakan, pihaknya telah melakukan penelusuran terkait paket sabu yang dialamatkan ke kampus Binus. Dia tegas membantah Binus terlibat dalam praktik peredaran barang haram tersebut.
"Kita tidak pernah menjual cokelat merek itu di koperasi. Artinya kita tidak pernah purchase itu," kata Daniel saat dikonfirmasi via telepon.
Menurut dia, koperasi Binus hanya menyediakan peralatan tulis dan perkantoran. "Makanan yang dijual cuma keripik, jadi tidak ada cokelat," ujar Daniel.
Paket tersebut dikemas dalam dua peti kayu berisi enam dus dengan 44 set kotak cokelat Ferero Rocher. Berat total sabu 13 kilogram.