Cerita Unik Penjemputan 4 Eks Sandera Abu Sayyaf

Para jurnalis akhirnya sadar, menjadi saksi penjemputan empat eks sandera Abu Sayyaf.

oleh Abelda RN diperbarui 14 Mei 2016, 01:07 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2016, 01:07 WIB
20160513-Penjemputan-4-Eks-Sandera-Abu-Sayyaf-Balikpapan
(Liputan6.com/Abelda Gunawan)

Liputan6.com, Balikpapan - Dua kapal perang TNI menjemput langsung empat WNI eks sandera Abu Sayyaf dari perairan laut Filipina, yakni KRI Surabaya dan Ajak. Kapal ini menerima langsung penyerahan sandera dari kapal perang Filipina di perairan perbatasan kedua negara.

"Kapal perang TNI menerima langsung penyerahan para sandera ini," kata Kepala Penerangan Kodam Mulawarman Kolonel Andi Gunawan yang ikut menghadiri penyerahan sandera, perairan Filipina, Jumat 13 Mei 2016.

Selain prajurit TNI, Andi membawa tujuh awak media yang selama sebulan terakhir memantau upaya pembebasan sandera anak buah kapal (ABK) KM TB Henry ini.

Namun ada cerita unik di balik penjemputan eks sandera ini. Ternyata, tujuh jurnalis ini tidak menyadari hendak diajak meliput penyerahan sandera dari pemerintah Filipina.

"Kami memang tidak memberitahu mereka. Kami hanya mengajak latihan perang di Pulau Bunyu," ujar Andi.

Semula, Andi mengajak para jurnalis ini mengikuti latihan perang, dengan menumpangi KRI Ajak di Pangkalan Utama TNI AL Tarakan, Rabu 11 Mei lalu. Mereka sengaja dibiarkan menunggu sejak pagi hingga siang hari di kawasan Mamburungan Tarakan.

"Kami memang sengaja mengajak wartawan yang punya keinginan kuat untuk meliput berita TNI. Jangan sampai kesempatan ini didapat wartawan yang baru beberapa hari ada di Tarakan," kata dia.

"Sehingga saat mereka kepanasan, sebagian besar memilih pulang dengan alasan ada liputan lain. Kami persilakan saja (para jurnalis pulang)," sambung Andi.


Benar saja, siang hari nya, hanya tersisa tujuh jurnalis. Mereka akhirnya ikut berangkat bersama KRI Ajak.

"Masuk kapal, semua ponselnya kami amankan. Mereka juga sempat kebingungan," ungkap Andi.

Para jurnalis makin kebingungan saat KRI Ajak terus berlayar tanpa henti di perairan laut lepas Selat Makassar. Apalagi, saat kapal perang ini berlayar beriringan bersama KRI Surabaya.

"Kapal perang terombang-ambing selama satu hari, wartawan juga semuanya mabuk laut," ujar Andi.

Pertanyaan para jurnalis akhirnya terjawab, saat kapal perang Filipina mendekat, sambil membawa empat eks sandera WNI yakni Ariyanto Misnan, Marinus Petrus Rumawi, Dede Irfan Hilmi, dan Samsir. Para sandera dipindahkan dari kapal perang Filipina ke KRI Surabaya.

"Barulah mereka pada sadar menjadi saksi momen langka ini. Kami mempersilakan mereka menemui langsung para sandera," kata Andi, tersenyum.

Para sandera akhirnya diterbangkan dari KRI Surabaya menuju Pangkalan Utama TNI AL Tarakan. Selanjutkan para sandera langsung diterbangkan ke Jakarta.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya