Liputan6.com, Jakarta - Polisi Sumber Daya Lingkungan (Sumdaling) Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya mengungkap modus baru kecurangan pengelola Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dalam menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) ke masyarakat. SPBU di Jalan Veteran Raya, Rempoa, Jakarta Selatan itu mengurangi takaran BBM ke kendaraan konsumen.
SPBU tersebut menggunakan 3 perangkat pembantu yakni stabilizer berbentuk kotak hitam berukuran 15 x 10 x 5 cm, remote control mirip remote kunci mobil, dan 3 komponen pengendali listrik yang dipasang di tiap dispenser BBM. Ketiganya dilengkapi sensor jarak jauh agar bisa terhubung.
"Produsen itu memproduksi perangkatnya memang untuk memainkan takaran literan. Itu kan rakitan sendiri yang mungkin ditambah-tambahi komponen pabrikan," kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Fadil Imran kepada Liputan6.com, Selasa (7/6/2016).
Fadil mengatakan, sejauh ini, polisi tak mendapatkan keterangan signifikan terkait asal muasal perangkat-perangkat itu dari karyawan dan pengelola SPBU yang sudah ditetapkan sebagainya tersangka. Pengakuan mereka, hanya teknisi SPBU bernama Udin yang tahu, namun Udin meninggal dua bulan lalu.
"Karena yang pasang itu teknisi SPBU bernama Udin. Menurut keterangan tersangka, Udin sudah almarhum dua bulan lalu. Dialah yang tahu cara instalasi perangkatnya dan belinya di mana," jelas Fadil.
Ia menegaskan, penelusuran tindak kecurangan SPBU tak akan berhenti pada lima tersangka. Anggotanya akan mengembangkan siapa penjual dan produsen komponen-komponen tersebut serta siapa saja konsumennya.
"Pasti kami kembangkan produsennya, dari mana dapatnya, bagaimana dia belajar, bagaimana cara mereka menyebarkan ilmunya, sudah berapa orang yang diajari, SPBU mana saja yang pernah dia pasang," tutur Fadil.
Polisi menangkap 3 pengelola dan 2 karyawan SPBU Pertamina, Jalan Raya Veteran, Rempoa, Bintaro, Jakarta Selatan, pada Kamis 2 Juni 2016. Para tersangka terbukti berlaku curang, mengurangi takaran bahan bakar sehingga konsumen tidak mendapatkan bahan bakar sesuai nominal uang yang dikeluarkan.
Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, BAB (47), AGR (34), D (44), W (37) dan J (42) dijerat dengan Pasal 62 ayat 1 juncto Pasal 8 ayat 1 huruf a, b, c Pasal 9 ayat 1 huruf d dan Pasal 10 huruf a UU Republik Indonesia (RI) Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan atau Pasal 32 ayat 2 jo Pasal 30 dan 31 UU RI Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal dengan ancaman 5 tahun penjara.
Polisi Buru Pembuat Komponen untuk SPBU Curangi Takaran BBM
Polisi menegaskan, penelusuran tindak kecurangan SPBU tak akan berhenti pada lima tersangka.
Diperbarui 07 Jun 2016, 13:30 WIBDiterbitkan 07 Jun 2016, 13:30 WIB
Petugas menunjukkan barang bukti kasus praktik pengurangan literan di SPBU kawasan Rempoa, Ciputat, Tangsel, Senin (6/6). Modus yang dilakukan adalah dengan mengurangi jatah bahan bakar menggunakan digital regulator stabilizer. (Liputan6.com/Helmi Afandi)... Selengkapnya
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Dedi Mulyadi soal Kasus Perkosaan oleh Dokter PPDS: Hukuman Harus Tegas Agar Tidak Terulang
Waduh, Kepala Daerah di Gorontalo Kompak Tarik Saham dari Bank SulutGo
Sempat Tak Punya Agama yang Jelas, Ini Kisah Titiek Puspa Bertemu Bidadari saat Umrah
Syawal Fest, 20 Ribu Kader Ansor Jatim dan TNI Apel Bersama di Surabaya Hari Ini
Hasil MotoGP Qatar 2025: Kembali Juara Sejak 2014, Marc Marquez Naik ke Puncak Klasemen
Kejagung Tetapkan Ketua PN Jaksel Sebagai Tersangka Dugaan Suap Perkara
6 Pemain yang Mendapat Gaji Lebih Tinggi dari Mohamed Salah, Ada Nama Mengejutkan dari Italia
Museum Kereta Api Bondowoso, Museum KA Pertama di Jawa Timur
Prabowo dan El Sisi Teken Penguatan Kemitraan Strategis RI-Mesir
Gandeng Pokdarwis dan Desa Wisata, Wali Kota Semarang Rencanakan Musrenbang Pariwisata
Donald Trump Bebaskan Tarif Resiprokal untuk Ponsel, Komputer hingga Chip
Puasa Syawal dan Amalan Sunah Lainnya: Raih Keberkahan Berlipat Ganda