Telur Busuk di Bogor Jadi Campuran Siomay dan Bakso

Praktik penjualan telur busuk sudah berlangsung selama 20 tahun.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 09 Jun 2016, 13:51 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2016, 13:51 WIB
Telur Busuk
Ribuan telur busuk temuan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bogor (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Bogor - Ribuan telur busuk matang disita petugas dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bogor, Jawa Barat. Telur busuk tersebut disita di Lawang Seketeng, Pasar Bogor, Kota Bogor, Rabu dini hari, 8 Juni 2016 dini hari.

Sopir truk yang membawa telur busuk berinisial ED turut diamankan untuk dimintai keterangan. Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kota Bogor, Mangahit Sinaga mengatakan, dari pengakuan ED, telur tak layak konsumsi itu berasal dari peternakan di Desa Cimande Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Mangahit menuturkan, telur busuk ini dijual di pasar untuk kemudian dijadikan siomay, isian cumi, dan campuran kuah makanan.

Selain itu, telur yang gagal menetas dan sudah mati ini juga dipasok ke tempat penggilingan daging untuk dijadikan isi bakso. "Satu butir telur busuk dijual seharga Rp 1.500 per butir," kata Mangahit, Kamis (9/6/2016).

Dari pengakuan ED, praktik penjualan telur tak layak konsumsi sudah berlangsung selama 20 tahun. "Sudah tiga tahun berturut-turut kami menemukan kasus serupa. Tapi karena asalnya dari Kabupaten Bogor, jadi kami koordinasi dengan Pihak Disperindag Kabupaten Bogor," ujar Mangahit.

Kepala Bidang Peternakan Dinas Peternakan Kota Bogor Wina mengatakan, tim juga telah melakukan uji laboratorium pada tahun lalu. Terbukti telur tersebut mengandung bakteri yang dapat mengganggu pencernaan dalam jangka panjang dan gatal-gatal.

Ciri dari telur busuk, lanjut Wina, bentuknya tidak beraturan karena cangkang telur lembek, mengeluarkan bau yang tidak sedap, kemudian kuning telur sedikit lebih besar dan berwarna kecoklatan melingkar seperti cincin pada bagian dalam putih telurnya.

"Walaupun sudah direbus dalam suhu tinggi, bakterinya tidak akan hilang, karena kuat terhadap suhu panas," terang Wina.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya