JK: Kita Sedang Cari Solusi Bebaskan 7 WNI yang Diculik

JK yakin Presiden Filipina terpilih Rodrigo Duterte akan bertindak keras dan tegas terhadap kelompok bersenjata yang kerap menculik itu.

oleh Oscar Ferri diperbarui 25 Jun 2016, 22:28 WIB
Diterbitkan 25 Jun 2016, 22:28 WIB
20151019-Jusuf Kalla-Jakarta
Wapres Jusuf Kalla di rumah dinas Wakil Presiden, Jakarta (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, pemerintah tengah memikirkan cara membebaskan tujuh warga negara Indonesia (WNI) yang diculik kelompok bersenjata di Filipina. Tujuh WNI yang merupakan anak buah kapal (ABK) itu diculik,saat berlayar di perairan Sulu, Filipina.

"(Penanganan pembebasan) sedang dikerjakan oleh tim," ucap pria yang karib disapa JK itu usai buka puasa bersama di Jenggala Center, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (25/6/2016).

Pemerintah, kata JK, sudah mendirikan Crisis Centre di bawah Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam) untuk menangani masalah penculikan tujuh WNI ini.

‎"Crisis centre itu di bawah Kemenko Polhukam. Di dalamnya ada BIN (Badan Intelijen Negara), TNI, kepolisian. Sedang dicari solusinya," kata JK.

Selain itu, Wapres juga yakin Presiden Filipina terpilih Rodrigo Duterte akan bertindak keras dan tegas terhadap kelompok bersenjata yang kerap melakukan penculikan itu. Sebab, Duterte yang sebelumnya menjabat Wali Kota Davao itu tipe orang yang sangat keras.

‎"(Presiden) Duterte itu keras. Sehingga ia ingin selesaikan (penculikan) ini dengan keras‎," ucap JK.

Meski demikian, dia tidak mengungkapkan apakah pemerintah Indonesia akan menerapkan penanganan yang sama dengan pembebasan 14 WNI yang disandera sebelumnya. 14 WNI yang dibebaskan sebelumnya itu, yakni 10 orang diculik pada akhir Maret 2016 dan 4 lainnya pada pertengahan April 2016.

"Pokoknya bagaimana nanti sandera itu harus bisa kita lepaskan. Pemerintah Filipina juga jamin akan keras hadapi itu," ucap JK.

Penculikan Kali Ketiga

Sebelumnya, Menlu Retno mengumumkan tujuh WNI menjadi korban penculikan di perairan Sulu, Filipina, Rabu 23 Juni 2016. Peristiwa penculikan WNI di perairan Filipina ini merupakan kali ketiga dalam kurun waktu kurang tiga sampai empat bulan terakhir. Sebelumnya, sudah ada dua peristiwa penculikan WNI yang terjadi pada akhir Maret dan pertengan April 2016 lalu.

Adapun, ketujuh WNI yang diculik baru-baru ini merupakan ABK tug boat Charles 001 dan tongkang Roby 152. Diduga, mereka diculik kelompok bersenjata Filipina yang sama pada penculikan sebelumnya, yakni kelompok Abu Sayyaf.

Kabar mengenai penculikan 7 WNI ABK ini pertama kali diterima oleh istri ABK bernama Ismail, Dian Megawati. Warga Samarinda itu mengaku dihubungi suaminya dan juga pembajak dari kelompok Abu Sayyaf. Ismail kepada istrinya itu bercerita bahwa tawanan dibagi menjadi dua kelompok.

Pangilam TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, motivasi penculikan ini didasari oleh uang tebusan. Namun, dia menegaskan Indonesia tidak akan mengeluarkan sepeser pun untuk kelompok penyandera.

"Jadi kan begini, Pemerintah Indonesia tidak menghendaki ada tebusan. Tetapi mereka kan akalnya banyak, siapa tahu kan dengan berusaha seperti ini ada tebusan-tebusan," kata Gatot belum lama ini.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya