Menguak Misteri Dalang Rusuh Jakmania

Usai kerusuhan tersebut, polisi langsung mencokok 9 pelaku kerusuhan. Siapa dalang bentrok Jakmania? Masih misteri.

oleh Ahmad Romadoni Audrey SantosoNanda Perdana Putra diperbarui 27 Jun 2016, 00:12 WIB
Diterbitkan 27 Jun 2016, 00:12 WIB
The Jakmania
The Jakmania terlibat bentrokan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta Pusat, Jumat tengah malam, 24 Juni 2016. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Brigadir Hanafi masih terkulai lemah di salah satu kamar perawatan Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur. Kondisinya yang kritis sejak menjadi korban kebrutalan suporter Persija atau Jakmania pada Jumat 24 Juni 2016 kini mulai membaik. Gerakan anggota tubuhnya sudah terlihat saat namanya dipanggil.

"Suruh ini itu sudah refleks. Komunikasi respons," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Awi Setiyono di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Minggu (26/6/2016).

Hanafi mengalami gegar otak dan babak belur saat bertugas mengamankan jalannya laga pertandingan antara Persija kontra Sriwijaya FC dalam ajang Torabika Soccer Championship 2016 di Gelora Bung Karno. Kala kerusuhan terjadi, ia tidak menyadari telah terpisah dari rekan-rekannya.

"Dia tidak sadar terpisah. Waktu kita bubarkan massa keluar dari GBK, waktu itu (Brigadir Hanafi) ditimpukin massa pas berhamburan keluar di Gate 7," ujar Awi.

The Jakmania terlibat bentrokan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta Pusat, Jumat tengah malam, 24 Juni 2016. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Selain mengalami pemukulan, Brigadir Hanafi juga tertimpa pagar pembatas. Namun begitu, kejadian tersebut belum dipastikan apakah itu terkait perlakukan sengaja Jakmania atau faktor lain.

"Yang bersangkutan juga tertindih pagar pembatas masuk gate," ujar Awi.

Berdasarkan pemeriksaan diketahui Brigadir Hanafi mengalami tindak kekerasan menggunakan benda tumpul. Sejumlah luka parah dideritanya pada bagian kepala.

"Enggak (ada air keras). Brigadir Hanafi itu memang murni kekerasan benda tumpul. Robek terbuka di kepala, di dagu retak, pelipis kanan kiri retak, mata ada pukulan tumpul," ujar Awi.

Kerusuhan bermula saat seorang Jakmania nekat menerobos ke lapangan saat pertandingan tengah berlangsung. Akibat itu, pertandingan sempat terhenti. Petugas yang berjaga langsung menghalau sang penonton keluar lapangan agar pertandingan dapat kembali dilanjutkan.

Namun tak lama berselang, suporter Macan Kemayoran itu justru bertambah brutal. Mereka langsung merusak pagar pembatas di tribun penonton.

Suporter yang lekat dengan atribut warna oranye itu selanjutnya terlibat bentrok dengan aparat keamanan di Pintu III Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Aparat kepolisian yang mengamankan pertandingan pun dibuat kalang kabut dengan ulah anarkistis mereka. Tembakan gas air mata dilepaskan untuk membubarkan massa.

The Jakmania terlibat bentrokan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta Pusat, Jumat tengah malam, 24 Juni 2016. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Akibat kejadian itu, lima anggota polisi terluka. Satu di antaranya Brigadir Hanafi.

Selain itu, mobil dinas polisi yang terparkir depan pintu III stadion juga jadi sasaran amuk massa. Mobil Nissan Terrano berwarna hitam pun hancur di bagian kaca depan pengemudi. Kaca mobil berpelat nomor B 1361 RFP itu hancur di sisi kiri dan kanannya.

Tak Ada Ampun

Dua hari usai kerusuhan di GBK, petugas kepolisian mencokok enam Jakmania yang diduga penganiaya polisi tersebut. Mereka ditangkap setelah identitasnya diketahui dari media sosial.

"Keenamnya itu kami tangkap karena melakukan hatespeech dan meng-upload foto (polisi korban pengeroyokan) di TKP (lokasi pengeroyokan)," jelas Awi saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (26/6/2016).

Terduga pelaku pengeroyok polisi saat kerusuhan Jakmania di GBK. (instagram/@krishnamurti_91)

Saat ini polisi masih mendalami peran enam Jakmania itu. "Mereka dapatkan foto-foto itu dari mana akan kami dalami. Akan kami kaitkan (dengan penganiayaan polisi), apakah mereka habis mengeroyok terus selfie atau kebetulan ada di sana," Awi menjelaskan.

Awi menegaskan, pihaknya akan terus mencari siapa saja dalang terjadinya bentrokan saat laga Persija kontra Sriwijaya FC itu. Sebab, meski sudah menahan 6 Jakmania dan ditambah 3 lagi pada sore ini, diduga masih ada anggota suporter lain yang juga terlibat.

"Masih berkembang terus. Kita kesulitan karena TKP itu malam sampai dini hari. Pukul 23.30 sampai 01.30 WIB. Dan yang bisa kita dapatkan dulu ini," ucap Awi.

Direktur Reserse dan Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Krishna Murti menyatakan, polisi akan terus memburu para pelaku kerusuhan di GBK. "Kami akan kejar kemanapun para pelaku kerusuhan GBK.. Jadilah supporter yang baik," tulis dia dalam akun instagram @krishnamurti_91.

Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti menegaskan tidak ada kompromi soal kerusuhan Jakmania. Siapa pun yang terlibat harus ditangkap.

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti (Liputan6.com/Johan Tallo)

"Siapa pun yang bersalah, harus ditindak. Jangan biarkan kekerasan menjadi hal yang bisa dimaafkan begitu saja," kata Kapolri Jenderal Badrodin Haiti usai menghadiri perayaan Hari Anti Narkotika Nasional (HANI) di Lapangan Parkir Cengkeh, Taman Sari, Jakarta Barat, Minggu, 26 Juni 2016.

Badrodin mengecam keras pengeroyokan terhadap Brigadir Hanafi dan Aiptu Muhtadi yang mengakibatkan luka parah. Belum lagi perusakan yang dilakukan Jakmania terhadap sejumlah fasilitas umum, termasuk kendaraan milik Polri.

"Pokoknya semua yang melakukan pemukulan, melempar, yang terekam kamera itu tangkap semua, proses hukum, tidak ada alasan," Badrodin menegaskan.

Kepolisian memang sudah menangkap terhadap sejumlah Jakmania yang diduga terlibat aksi anarkis itu. Sebagian dari mereka memang masih di bawah umur. Meski begitu, kata Badrodin, tidak akan menghalangi proses hukum yang berlaku.

"Perlakuannya harus berbeda. Namun mereka juga harus diberi hukuman agar menimbulkan efek jera," Badrodin menandaskan.

Distro Jakmania Diserang

Usai kerusuhan di Gelora Bung Karno, Distro Jakmania di Rawasari, Jakarta Pusat diserang puluhan pengendara motor bersenjata tajam pada Sabtu 25 Juni 2016 pukul 21.30 WIB. Kala penyerangan terjadi, beberapa Jakmania sedang nongkrong di Distro tersebut.

Distro Crazy Orange yang menjual berbagai pernak-pernik dan atribut Persija. (Liputan6.com/Putu Merta)

Menurut tiga saksi mata yang merupakan anggota Jakmania dan karyawan distro, penyerang berjumlah sekitar 10 orang. Mereka mengendarai motor Yamaha RX King, lengkap dengan helm. Mereka memecahkan kaca toko dan merangsek ke toko sambil membawa pedang. Juga ada yang mengacung-acungkan benda mirip pistol.

"Menurut laporan, tiga anggota The Jak (Jakmania) menjadi korban luka. Ada yang tertusuk sajam (senjata tajam), luka di pelipis dan pundak," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Awi Setiyono di Mapolda Metro Jaya.

Polisi masih menyelidiki kasus penyerangan terhadap Distro Jakmania. "Katanya ada puluhan pengendara motor menyerang, akan kami dalami siapa pelakunya," Awi menegaskan.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya