Liputan6.com, Pekanbaru - Membuka lahan dan merambah hutan dengan cara menebang serta membakar tak hentinya terjadi di Riau. Meski bencana asap sudah sering terjadi, penjahat lingkungan masih terus berkeliaran memburu lahan untuk dibuka jadi perkebunan.
Awal 2016 hingga Juli ini, sudah ada 1.338,85 hektare lahan dilalap si jago merah. Musim kemarau kering yang selalu melanda Bumi Lancang Kuning dimanfaatkan pembakar membuka lahan perkebunan.
Data Satgas Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau tahun ini yang diperoleh pada Kamis kemarin, Kabupaten Kepulauan Meranti menempai posisi paling tinggi sering terjadi kabakaran lahan. Tahun ini, sudah ada 437,5 hektare lahan yang dilalap si jago merah.
Advertisement
Kebakaran di kabupaten termuda di Riau ini terjadi di Desa Gayung Kiri, Medang, Penyagun, Topang, Wonosari, Dwitunggal, Tanjung Medang Bokor, Pulau Merbau, Tebingtinggi, Rangsang Pesisir dan Rangsang Barat.
Setelah Meranti, Kabupaten Pelalawan menempati posisi kedua dengan luas lahan terbakar 301,75 hektare. Kebakaran di pecahan Kabupaten Kampar ini juga merembes ke Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), sehingga mengancam keberadaannya.
Kebakaran di TNTN sendiri diduga dilakukan dengan sengaja. Di mana perambah hutan menebang pohon, membakar dan kemudian menanamnya dengan pohon sawit.
Adanya kesengajaan diperkuat dengan berdirinya sejumlah rumah terbuat dari kayu dan dijadikan markas perambah. Hanya saja, perambah ini selalu lolos dari kejaran petugas, dan pihak satgas pun hanya bisa membakar pondok perambah ini.
Kebakaran di Pelalawan, berdasarkan data Satgas Karhutla juga terjadi di Teluk Meranti, kemudian Kerumutan, Kuala Kampar dan terakhir Pangkalan Kerinci.
Setelah Pelalawan, Kabupaten Rokan Hilir menjadi daerah ketiga yang sering terjadi kebakaran dengan luas 190,25 hektare. Lokasinya antara lain Kecamatan Tanah Putih, Bangko Pusako, Bangko Permata, Bangko, Bagan Sinembah Raya Utara dan Kecamatan Kubu.
Selanjutnya, kebakaran juga sering terjadi di Kabupaten Bengkalis, Siak, Dumai, Kampar, Indragiri Hulu, Rokan Hulu dan Kota Pekanbaru.
Bakar Dibalas Bakar
Menurut Komandan Lapangan Udara Roesmin Nurjadin Marsekal Pertama Henri Alfiandi, rata-rata kebakaran hutan dan lahan di Riau disengaja. Bahkan dia sempat mengancam akan langsung menangkap orang yan terlihat di lokasi kebakaran.
"Selanjutnya tindakan tegas, ada yang kelihatan di hutan dan terjadi kebakaran langsung kita comot. Lakukan penyelidikan, terbukti serahkan ke penegak hukum," tegas Henri.
Dia juga memerintahkan Pasukan Khas (Paskhas) TNI AU dibantu anggota Direktorat Reserse Kriminal Khusus membakar pondok atau rumah kayu yang terdapat di tengah hutan yang terbakar.
"Pondok ini dijadikan markas perambah. Temukan langsung bakar, bakar balas dengan bakar. Nanti kalau ada yang protes, ketahuan siapa pemiliknya," tegas Henri.
Meski peringatan keras dikeluarkan Dansatgas Udara ini, kebakaran masih juga terjadi di Riau. Pantauan Pesawat Air Tractor pada Kamis pagi, kebakaran terjadi di Langgam Kabupaten Pelalawan.
"Bahkan terlihat rumah di sekitar hutan yang dirambah dan dibakar," terang Kasi Base Ops Lanud Roesmin Nurjadin Mayor Ferry Duwantoro.
Hanya saja, sebut Ferry, pondok di areal kebakaran tidak terlihat orang alis sudah ditinggalkan. "Negatif orang di sekitar areal lokasi, kemungkinan langsung kabur," kata Ferry.