VIDEO: Akhir Pelarian Santoso, Pimpinan Mujahidin Indonesia Timur

Santoso awalnya dikenal sebagai pemuda yang biasa-biasa saja dan berhubungan baik dengan para tetangganya.

oleh Liputan6 diperbarui 19 Jul 2016, 19:09 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2016, 19:09 WIB
Santoso
Santoso awalnya dikenal sebagai pemuda yang biasa-biasa saja dan berhubungan baik dengan para tetangganya

Liputan6.com, Poso - Tak ada yang menduga, Santoso alias Abu Wardah, yang menghabiskan masa kecilnya di Tentena dan sempat tinggal serta menikah di Dusun Bakti Agung, Desa Tambarana Trans, Kecamatan Poso Pesisir Utara, akan menjadi target perburuan polisi.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Selasa (19/7/2016), Santoso awalnya dikenal sebagai pemuda yang biasa-biasa saja dan berhubungan baik dengan para tetangga. Namun ia menghilang dari kampung dua tahun setelah menikah di tahun 1998.

Pada tahun 2004, Santoso bersama lima temannya dipenjara terkait kasus perampokan.

Selepas dari penjara, Santoso dan kelompoknya membangun basis pelatihan militer di Tamanjeka, Dusun Masani, Poso Pesisir. Dari lokasi itulah Santoso mengendalikan serangkaian aksi teror di Poso, Sulawesi Tengah. 

Santoso, pimpinan Mujahidin Indonesia Timur itu akhirnya bersembunyi di Pegunungan Biru bersama kelompoknya. Hal itu dilakukan untuk menghindari kejaran polisi.

Bersama kelompoknya, Santoso terus berlari menghindari Satgas Tinombala yang memburu mereka.

Pada Jumat 15 April 2016, Ibadurohman alias Ibad alias Amru dan Muhammad Sonhaji alias Fakih, ditangkap di Kampung Baru, Desa Padalembara, Poso Pesisir Selatan. Dua anak buah Santoso yang mengaku sebagai kurir logistik selama pelarian itu sempat dilumpuhkan karena melakukan perlawanan saat ditangkap.

Sementara pada 16 Juni 2016, Muhammad Unul Usman Paise alias Sarmili alias Nunung ditangkap di Dusun Tamanjeka, Poso Pesisir.

Senin petang kemarin, pelarian Santoso berakhir. Timah panas prajurit Kostrad yang merupakan bagian dari Satgas Tinombala menghentikan langkahnya.

Santoso alias Abu Wardah tewas bersama seorang pengikutnya. Namun hal ini diyakini tak akan memutus jaringan teror kelompok Mujahidin Indonesia Timur.

Salah satu yang harus diwaspadai adalah munculnya kelompok-kelompok baru pengikut Santoso.

Meski Santoso telah tewas, Tim Satgas Tinombala masih memburu sisa-sisa kelompok pimpinan Santoso. Termasuk memburu istrinya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya