Liputan6.com, Serang - Baru berusia 9 tahun dan menderita kanker hingga lumpuh. Itulah yang dialami Haidar Shofwan Ali. Namun Haidar tak pernah kecewa dengan hidup, Haidar tetap bersemangat meraih cita-citanya.
Tepat pukul 07.30, saatnya Haidar Shofwan Ali Saepulloh berangkat ke sekolah. Diantar kedua orangtua dengan kursi roda, Haidar tampak bersemangat. Maklum, ini adalah hari pertamanya bersekolah di SD Cilaku, Serang, Banten, setelah sebulan yang lalu keluarganya pindah dari kampung halaman di Bogor, Jawa Barat.
Baca Juga
Para guru dan murid-murid sangat antusias menyambut Haidar. Tak pernah ada kata minder di diri Haidar kecil. Tubuhnya yang tak sempurna tidak membuat anak pasangan Asep Sepullah dan Nina Verawati ini kesulitan mengikuti pelajaran. Di sekolah sebelumnya, Haidar bahkan termasuk siswa berprestasi.Â
Advertisement
Kanker ginjal stadium 4 telah menggerogoti tubuh Haidar. Sejak 4 tahun lalu, ia harus menggunakan kursi roda dan alat penahan tubuh karena tulang belakang yang menopang tubuhnya sudah tidak berfungsi.
Dokter bahkan menvonis Haidar tidak ada harapan hidup. Demi kesembuhan Haidar beragam cara dilakukan. Harta benda pun habis terjual.
Pada awal 2012, setelah harus berobat jalan, pulang pergi Jakarta-Bogor, akhirnya keluarga Haidar dibantu rumah singgah Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia. Empat tahun lamanya, Haidar dan keluarganya tinggal di rumah singgah ini.
Setelah 8 kali operasi dan 27 kali kemoterapi, Haidar akhirnya dinyatakan sembuh.
PerjuanganHaidar menjadi inspirasi banyak orang. Ia pun kerap diundang menjadi motivator para penderita kanker.
Lumpuh dan hidup hanya dengan satu ginjal, tak pernah membuat Haidar menyerah, bocah 9 tahun itu tetap tegar dan tak mau kalah dengan keadaan.
Saksikan kisah perjuangan Haidar Shofwan Ali Saepulloh dalam Pantang Menyerah yang ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Jumat (22/7/2016), di bawah ini:Â
Â